Atap Seperti Dilempari Batu

Selasa 22-02-2022,04:00 WIB
Editor : Noor Arief Prasetyo

CUACA mendung kemarin dimanfaatkan Aris Ervina bersantai di rumah. Dalam kamar sendirian. Hanya ditemani bantal dan selimut. Sambil menikmati susu hangat, dia melamun meratapi kehidupan. Tiba-tiba, suara keras memaksanyi keluar dari lamunan.

Suara itu berasal dari atap rumah kontrakannyi di wilayah Wiyung, Surabaya Barat. Suara tersebut sangat keras. Terdengar berkali-kali. Seperti hujan. Dia pun langsung beranjak dari tempat tidur, lalu keluar rumah. Dia ingin melihat penyebab bunyi tersebut.

”Saya lihat cuaca lagi mendung. Tapi, hujannya ini kok keras banget. Atap saya seperti dilempari batu,” katanyi saat ditemui Harian Disway Senin (21/2). Saat dia keluar rumah, memang sedang hujan deras. Dibarengi dengan angin yang sangat kencang.

Di luar rumah, dia melihat gumpalan es batu berhamburan. Beberapa butiran diambilnyi. ”Saya foto dan saya kirim ke suami,” ujarnyi.

Kejadian serupa dialami Euginio Lifredo Irwan, warga Vila Bukit Regency Surabaya.

Saat itu mahasiswa Universitas Ciputra tersebut sedang bersantai di teras belakang rumah. Ia melihat langsung kejadiannya. Saat itu bukan hanya air yang turun dari langit. Melainkan, ada yang menyertainya. Gumpalan es.

Ia lantas mengambil handphone, lalu mengabadikan momen langka tersebut. ”Gumpalan esnya lumayan besar. Lebih besar sedikit daripada kelereng. Tapi, ada juga yang kecil. Macam-macam sih bentuknya. Tadi juga barengan dengan angin kencang dan petir,” bebernya.

Tangan warga menunjukan butiran es yang turun bercampur dengan air hujan yang mengguyur Kota Surabaya, Senin, (21/2). (Widodo untuk Harian Disway)

Kepala Seksi (Kasi) Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo Teguh Tri Susanto mengatakan, fenomena hujan es adalah cuaca alamiah yang sudah biasa terjadi.

Faktor penyebab hujan es adalah suatu wilayah sedang mengalami peralihan musim atau pancaroba dan ada awan kumulonimbus. Sebenarnya, proses terjadinya hujan es tidak jauh berbeda dengan hujan biasa. Perbedaannya hanya saat penguapannya.

Pada proses penguapan hingga terjadinya hujan es adalah uap air yang naik berubah menjadi partikel es. Hal itu disebabkan suhu udara yang sangat rendah di ketinggian. Itu merupakan proses utama terjadinya hujan es.

”Hujan es adalah hujan lokal dengan luas berkisar 5–10 km persegi saja. Durasi hujan es pun singkat, paling lama 10 menit. Terjadinya hujan es lebih sering pada siang atau sore,” terangnya.

Dalam ilmu meteorologi, istilah hujan es adalah hail. Hujan es biasanya berupa bongkahan es besar. Hanya, saat sudah turun di dataran rendah, butiran itu akan mencair bersama air hujan yang lebat. (Michael Fredy Yacob)

Tags :
Kategori :

Terkait