Wayang Diremuk oleh Dalang Jogja

Selasa 22-02-2022,04:00 WIB
Editor : Yusuf M. Ridho

Ketua Pepadi Sragen, Ki Sunarto Wiroyudo mengatakan, rombongan itu 12 pengurus Pepadi Sragen. Terdiri atas dalang senior, seniwati, hingga dalang muda.

Mereka tiba di Jakarta, Senin (21/ 2), langsung ke Mabes Polri. Melaporkan Basalamah. Tuduhan, penghinaan terhadap profesi dalang.

Perkara itu sensitif. Antara agama (video Basalamah tentang pengajian) dan khazanah budaya (wayang dan dalang).

Beda dengan kasus Basalamah yang dulu. Unggahan YouTube Basalamah juga. Suasana pengajian juga. Diunggah 29 Mei 2021.

Di situ seorang jamaah bertanya ke Basalamah. Karena khawatir, anaknya ditegur guru, bila tidak menyanyikan lagu Indonesia Raya. Terus, harus bersikap bagaimana?

Kemudian dijawab Basalamah: Ya... tidak perlu menyanyikan Indonesia Raya.

Unggahan itu viral. Heboh. Sebab, menyangkut lagu kebangsaan kita.

Lantas, Basalamah minta maaf ke publik. Unggahan itu dihapus.

Dalam minta maaf, Basalamah menyatakan, tidak membahas syair lagu Indonesia Raya. Tidak mengharamkan lagu kebangsaan kita. Tidak. Melainkan, karena ada jamaah bertanya soal itu. Maka, ia menjawab.

Kasusnya selesai. Tidak berlanjut.

Beda unggahan Basalamah, antara yang dulu dengan sekarang, terletak di jangkauan.

Lagu Indonesia Raya berjangkauan luas. Menjangkau seluruh bangsa Indonesia. Dan, tidak ada yang tampil, mengeklaim, mewakili bangsa Indonesia. Mungkin, karena luas. Siapa, representatif bangsa Indonesia?

Yang sekarang sempit. Mengerucut pada wayang dan profesi dalang. Pihak Pepadi pun tersinggung.

Uniknya, Basalamah sampai dua kali masuk ke ranah yang sensitif itu. Dengan bentuk yang mirip pula. Mengapa?

Jawabnya, hanya Basalamah yang bisa menjelaskan. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait