Haris Bukan Target Bunuh, Cuma...

Rabu 23-02-2022,04:00 WIB
Editor : Yusuf M. Ridho

Irwan (buron) memukul teman Haris dengan menggunakan helm. Arvi (buron) memukul wajah Haris dengan batu. SS (paling tua) memberikan perintah untuk mengeroyok korban.

Para pelaku sehari-hari bekerja sebagai debt collector, tukang tagih utang. Diinterogasi, mereka mengatakan tidak kenal Haris. Cuma tahu orangnya. Tapi, belum diungkap polisi, siapa yang menyuruh para pelaku.

Tubagus: "Barang bukti yang diamankan: baju milik korban. Batu yang digunakan tersangka untuk melukai korban. Pakaian milik para tersangka. Motor para tersangka saat aksi.”

Dilanjut: "Motifnya apa? Adakah keterkaitan dengan kongres DPP KNPI? Jujur, pada pertemuan rilis sekarang, hal itu belum ditemukan fakta lebih lanjut. Karena faktanya hanya ada seseorang atas nama Haris Pertama yang juga menjabat ketua DPP KNPI dikeroyok empat orang. Kami masih mendalami.”

Kemelut KNPI bisa luas. Terbaru, 26 Oktober 2021, beberapa pengurus KNPI mengundurkan diri. Katanya, karena tidak puas terhadap kepemimpinan Haris.

Ketua Bidang Organisasi Kaderisasi Keanggotaan KNPI Ilham Rasul, dalam keterangan pers, Selasa, 26 Oktober 2021, menyatakan bahwa KNPI dipimpin dengan ego.

Ilham: "Dampaknya, KNPI tidak lagi jadi supporting system utuh bagi proses konsolidasi semua organisasi kepemudaan. KNPI seakan-akan hanya menjadi milik sebagian kecil orang yang menempati posisi tertentu."

Latar belakang lain. Penganiayaan terjadi sehari sebelum Haris jadi saksi di sidang penistaan agama dengan terdakwa Ferdinand Hutahaean. Kasus ”Allahku dan Allahmu...”

Haris yang melaporkan Ferdinand ke Bareskrim Polri pada Rabu, 5 Januari 2022. Ia melaporkan dengan dugaan melanggar Undang-Undang Informatika dan Transaksi Elektronik serta dugaan penistaan agama.

Haris tetap jadi saksi pada sidang tersebut, Selasa (22/2). Dengan wajah terbalut banyak perban.

Kesaksiannya panjang. Antara lain, begini:

”Yang dikatakan Bung Ferdinand, seolah-olah Allah itu ditujukan kepada Bahar bin Smith. Itu bisa mencederai umat Islam.”

Dilanjut: "Jadi, antara kebencian terhadap Bahar bin Smith, kita anggap itu tidak boleh masuk ke ranah sebuah keyakinan antaragama. Karena yang dilakukan Bung Ferdinand, bahwa terkait atau tidaknya tulisan terhadap kebencian Bahar bin Smith, tapi ada kalimat pembanding ’Allahmu dan Allahku’. Itu hanya ada di dua agama, Islam dan Kristiani. Nggak ada agama lain yang tulis Allah. Hanya Islam dan Kristen.”

Bobot latar belakang yang terakhir itu lebih berat. Dibanding latar belakang KNPI.

Tapi, publik terlalu cepat ingin tahu motif. Ingin buru-buru. Padahal, kasusnya masih didalami polisi. Dan, mengungkap motif, bagi polisi, adalah hal sederhana. Sebab, hampir semua pelaku sudah ditahan.

Soal dugaan Haris, bahwa ia target pembunuhan, kemungkinannya kecil. Sebab, senjata pelaku (yang jadi bukti), maksimal membikin bonyok. Juga, dilakukan di tempat ramai, di siang bolong.

Tags :
Kategori :

Terkait