SEBAGAI negara muslim terbesar, Indonesia seharusnya menjadi produsen produk halal terbesar di dunia. Untuk itu dibutuhkan pendamping proses produksi halal (PPH). Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur, Jumat (25/2/2022) menyelenggarakan pelatihan terhadap 3.500 pendamping PPH di Aula Man 2 Kota Malang.
Pelatihan tersebut digelar selama dua hari. Acara itu dibuka oleh Ketua PWNU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar. Kiai Marzuki meminta agar semua pendamping PPH bekerja bersungguh-sungguh.
"Proses menyembelihnya harus jelas-jelas Secara syar'i. Saluran napas dan makanan hewan terputus. Dan juga kedua urat nadi yang ada di leher sampai darahnya muncrat. Sebab, darah muncrat adalah salah satu indikator hewan tersebut sehat dan tidak teler," ungkap pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek, Malang, itu.
KETUA PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar (kiri) bersama Ketua PW ISNU Jatim Prof Mas'ud Said (dua dari kiri) saat pembukaan pelatihan pendamping proses produk halal di MAN 2 Kota Malang, Jumat (25/2/2022). (Foto: ISNU Jatim)Selain proses penyembelihan hewan, penanganan daging yang diolah juga harus diperhatikan sehingga tidak najis. Dengan demikian, makanan atau Produk yang dijual benar-benar sesuai syariat Islam.
Kepala BPJPH Dr. Muhammad Aqil Irham dalam sambutannya mengapresiasi upaya pelatihan yang diselenggarakan PW ISNU Jatim. Jawa Timur, kata Aqil, mendapat jatah 20 ribu pendamping PPH yang direkrut melalui berbagai ormas dan perguruan tinggi. Sebanyak 3.500 di antaranya melalui ISNU Jatim. Angka itu di atas rata-rata dari ormas lainnya.
Nantinya, ia berharap para pendamping PPH bisa mendampingi 2 juta UKM yang ada di Jatim untuk memperoleh sertifikat halal melalui jalur self declare.
"ISNU Jatim ini menjadi ormas yang paling banyak mendapatkan kuota pendamping dan sudah teregister di BPJPH, sehingga bisa merekrut pendamping Se-Jatim untuk mengakselerasi proses sertifikasi halal UKM," ungkapnya .
Ketua PW ISNU Jatim Prof H M. Mas'ud Said PhD menjelaskan, pada pelatihan batch pertama ini ada 80 orang peserta yang direkrut dari daerah Malang Raya. Nantinya, tiap kabupaten/kota juga akan digelar pelatihan serupa dengan jumlah total kelas sebanyak 73 angkatan. Jumlah yang banyak ini menjadi tantangan tersendiri bagi ISNU untuk mengabdi kepada masyarakat.
Ia menuturkan, Selain berdimensi ibadah, para pendamping nantinya juga mendapatkan honor Dari BPJPH melalui ISNU Jatim untuk tiap sertifikat halal yang keluar dari UKM yang didampingi.
" Jadi ini tidak hanya semata ibadah yang nantinya pasti mendapat pahala. Ada juga ganjaran dunia berupa honor untuk para pendamping," ungkap guru besar Ilmu Pemerintahan yang juga direktur Pascasarjana Unisma itu. (tom)