Dari sana kami bergeser ke Laguna Waikuri. Letaknya masih di Sumba Barat Daya. Berupa danau, saya ternganga melihat airnya yang sangat jernih. Karena tidak terlalu dalam, saya merasa aman untuk berenang.
Eh meskipun danau, ternyata airnya asin juga lho. Maklum karena air laut masuk ke danau melalui celah karang.
Dalam trip hari pertama itu, kami menghabiskan waktu di Waikuri hingga sore. Demi mendapati sunset yang luar biasa cantiknya.
Di tempat ini, saya mendapati banyak anak kecil yang menawarkan bantuan untuk mengambilkan foto dengan smartphone milik kita. Dengan tip Rp50 ribu, saya punya foto yang keren-keren berkat jepretan Toni. Ia piawai sekali memotret. Gayanya bak profesional.
Menggunakan jasa anak-anak untuk memotret ini juga saya lakukan selama di Rotenggaro. Cory namanya. Dia berjasa banget membuat foto-foto pribadi saya di Rotenggaro bagus-bagus. Saya jadi jarang selfie hehehe.
Buat yang hendak ke Sumba, bila tak menunggu pandemi reda, rasanya tak perlu takut. Selain tentu harus tetap menjaga protokol kesehatan, kebetulan kasus Covid-19 di Sumba tidak terlalu ’merah’. Bahkan angka kematian akibat Covid-19 sangat rendah.
Kalau pun ada yang menghalangi niat nge-trip ke Sumba barangkali persoalan budget. Bukan rahasia lagi jika ingin menikmati keindahan Indonesia bagian timur, maka kita harus rela merogok kocek lebih.
Utamanya untuk transportasi dan akomodasi. Infrastruktur juga menjadi pertimbangan. Sering kali jalanan memang tidak bagus. Satu lagi, uang barangkali akan terkuras dalam karena belanja tak terhindarkan. Hahaha.
Yang penting siapkan kondisi fisik Anda yang prima. Sebab travelling ke Sumba sudah pasti didominasi menikmati wisata alam. Setidaknya kita harus kuat melalui medan yang naik turun menuju ke lokasi. Belum lagi jika dalam musim hujan begini, kita harus lebih hati-hati karena jalan licin. (Heti Palestina Yunani/*)
Indeks: Trip hari kedua bergeser ke Sumba Timur, baca besok…
Penulis: