Komunitas Ecoton kembali menggelar Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) tahun ini. Mereka berkolaborasi dengan sekolah, jurnalis, hingga moviemaker untuk menelisik kondisi 68 sungai di bumi pertiwi.
”Kami memulainya dari Wonosalam, Jombang, kawasan hulu Brantas, Sumatera, kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Nusa Tenggara, dan Bali,” ujar koordinator ekspedisi Amirudin Mutaqien.
Penelitian ini berlangsung sampai 12 bulan. Peneliti mengukur kesehatan sungai. Mulai dari pengukuran parameter phospat, nitrat, COD atau Chemical Oxygen demand, TOC atau Total Organic Carbon serta TDS.
Mereka juga mengukur kandungan mikroplastik sebagai indikator pencemaran sampah plastik. ”Sampel air akan kita kirim ke laboratorium Ecoton,” kata peneliti senior Ecoton tersebut.
Sungai Gogor di Wonosalam, Jombang adalah titik awal penelitian itu. Saat itu tim peneliti didampingi 30 anggota Polisi Air SMPN 1 Wonosalam, Jombang. Mereka mendapati masih ada sampah plastik di sungai itu.
Tim peneliti masih menemukan 17 jenis serangga air yang ada di sungai. Keberadaan mereka menyimpulkan bahwa kondisi sungai masih aman. Parameter kimia sungai berbatu beraliran deras itu juga aman. Paramater nitrit tidak terdeteksi alias 0 yang artinya tidak ada pencemaran pupuk kimia dan limbah cair domestik di sana.
Tentu senang rasanya bisa mendengar masih ada sungai yang terawat. ”Namun, kesehatan sungai yang dijaga ratusan tahun itu bisa rusak dalam sekejab oleh industrialisasi tak ramah lingkungan,” tegasnya. (Heti Palestina Yunani)
TEMUAN. Tumpukan sampah plastik dikumpulkan oleh Polisi Air. Benda-benda itu adalah hasil audit Sungai Gogor, Wonosalam, Jombang.
PILAH. Tumpukan sampah plastik hasil audit Polisi Air dipisahkan sesuai merek yang terdapat di kemasannya.