KASUS konfirmasi positif Covid-19 di Jatim turun signifikan dalam dua hari terakhir. Dari 2.325 kasus pada Minggu (6/3) kini menjadi 1.410 kasus. Namun, jumlah kasus kematiannya stabil. Rata-rata 45 pasien Covid-19 yang meninggal setiap hari.
Total kasus kematian Covid-19 dalam dua tahun terakhir mencapai 30.755 orang. Berdasarkan status vaksin, sekitar 57 persen dari total kasus kematian merupakan kelompok naif. Yakni mereka yang sama sekali belum disuntik vaksin.
”Sisanya, 15 persen hanya menerima dosis pertama dan 28 persen sudah divaksin lengkap,” kata Jubir Satgas Covid-19 Jatim dr Makhyan Jibril, kemarin (8/3). Ia juga menyebut klasifikasi lain. Di antaranya berdasarkan komorbid yang diderita pasien Covid-19 yang meninggal.
Jumlahnya pun cukup banyak, yakni sekitar 80 persen dari total kasus kematian. Didominasi oleh lima jenis komorbid. Sebanyak 30 persen penderita diabetes melitus, 27,2 persen penderita gagal ginjal, 14,8 persen penyakit jantung, dan 4,8 persen penderita kanker.
Menurut Jibril, jumlah pasien Covid-19 disertai komorbid memang terus bertambah. Bahkan cukup signifikan pada satu bulan belakangan. Pada awal Februari lalu sebanyak 212 pasien. Sekarang sudah lebih dari 400 pasien. Masih didominasi oleh penderita diabetes melitus.
Untuk itu, ia meminta agar warga Jatim lebih peduli terhadap diri dan orang sekitar. Apabila ada tetangga, saudara, dan keluarga yang belum divaksin sebaiknya segera digiring ke sentra vaksin. Terutama bagi para lansia dan penderita komorbid. “Itu pesan yang disampaikan oleh Ibu Gubernur juga. Banyak korban berjatuhan karena belum vaksin. Ayo segera vaksin,” ujar Jibril.
Ahli Virus Universitas Airlangga Prof Chairul Anwar Nidom membeberkan bahwa pasien Covid-19 yang disertai komorbid memang punya risiko lebih tinggi. Apalagi jenis komorbid yang punya gangguan pembuluh darah seperti diabetes melitus.
“Mereka rentan terpapar karena ada aktivitas ACE2 dalam tubuh. Akibatnya virus gampang masuk,” terangnya. Lalu virus tersebut mengganggu pembuluh darah. Sehingga gejala yang diterima saat terpapar juga tidak ringan. Bahkan bisa sangat mudah menjadi gejala berat hingga meninggal.
Itulah alasan vaksinasi sangat mendesak bagi mereka. Antibodi yang dibentuk vaksin sanggup memperkecil gejala. Meskipun tak menjamin lolos dari infeksi Covid-19. “Prokes juga harus tetap dijaga,” (Mohamad Nur Khotib)