Dutch East Indische Tidak Ada di Buku Pelajaran Belanda

Rabu 09-03-2022,06:51 WIB
Editor : Doan Widhiandono

Budi baru mencari tahu tentang Indonesia setelah dewasa. Ia banyak membaca buku sejarah, artikel berita hingga menonton film tentang penjajahan Belanda. Sudut pandangnya langsung berubah. Ia beranggapan bahwa sejarah harus dikisahkan dari kedua sisi. Tidak bisa berat sebelah.

Guru Sejarah SMA Muhammadiyah 2 Surabaya Dio Yulian Sofansyah juga merasakan perbedaan sudut pandang antara kedua negara. Pernah ada pertukaran pelajar dari Belanda di sekolahnya. Setelah diajak ngobrol , ternyata siswa asal Belanda itu tidak pernah mendengar sisi sejarah Hindia-Belanda versi Indonesia. 

“Beda sekali dengan kita. Sejak SD sudah mempelajari sejarah kolonialisme tentang tokoh-tokoh dan pahlawan bangsa,” kata alumnus Sejarah Universitas Negeri Surabaya itu. Sejarah penjajahan juga diajarkan di jenjang SMP dan SMA. Untuk jurusan IPA ada 2 jam pelajaran sejarah, sedangkan jurusan IPS 4 jam dalam sepekan. 

Indonesia tentu tidak mungkin melupakan berbagai kekejaman dan penindasan yang terjadi ratusan tahun itu. Sama seperti sakit hati yang dirasakan Belanda saat dijajah Jerman pada 1940-1945. (Salman Muhiddin)

 

 

Tags :
Kategori :

Terkait