Polri versus teroris terus perang. Tersangka teroris, dr Sunardi, 54, ditembak mati oleh Densus 88 di Sukoharjo, Jateng, Rabu (9/3). Masyarakat tenang saja. Tidak protes. Kecuali, pihak yang berkepentingan.
KARENA terorisme sudah dianggap kejahatan, dalam perspektif masyarakat. Yang dulu, satu dekade lalu, masih ada yang mengaitkan terorisme dengan agama. Membingungkan masyarakat.
Indikator: Dulu, setiap ada penangkapan terduga teroris, Kapolri selalu langsung mengatakan: ”Terorisme tidak terkait agama. Masyarakat jangan terprovokasi. Dimohon tenang.”
Itu hasil analisis Badan Intelijen dan Keamanan Polri. Bahwa sebagian masyarakat menganggap teroris terkait agama. Ada pembelaan masyarakat terhadap teroris. Walau tak terucap. Karena itu, Kapolri bicara begitu. Mereduksi kemungkinan-kemungkinan.
Sekarang atau sudah beberapa tahun terakhir, tidak begitu lagi. Polri tidak ”kaku” lagi menindak teroris. Asal sesuai standard operating procedure (SOP), disikat.
Paling mencolok, Rabu petang, 31 Maret 2021. Seorang wanita berhijab hitam masuk, lingak-linguk di dalam Mabes Polri. Ditembak sniper. Satu peluru masuk jantung. Tewas di tempat.
Wanita itu Zakiah Aini, kelahiran 1995. Baru dewasa. Yang ternyata membawa pistol airsoft gun.
Kapolri tidak lagi merasa perlu menerangkan seperti dulu, bahwa itu tidak terkait agama. Tidak perlu lagi. Sudah kuno. Bahkan, tidak ada pernyataan Kapolri.
Di awal 2022 Polri mengumumkan, sepanjang 2021 Polri mengamankan 392 terduga teroris. Terdiri atas 26 kasus. Sebagai pengumuman kaleidoskop. Rutin tahunan. Tidak lagi istimewa, satu per satu tangkapan.
Media massa indikator paling jelas. Dalam memberitakan terorisme. Dulu antusias, sekarang ogah-ogahan. Karena tidak lagi mengangkat oplah koran. Atau viewers online.
Pada 9 November 2005 Dr Azahari digerebek Densus 88 di Perumahan Flamboyan, Kota Batu, Malang, Jatim. Azahari melawan. Kontak tembak berlangsung enam jam. Azahari tewas di tempat.
Sepanjang enam jam itu, aneka stasiun TV siaran langsung. Koran-koran memberitakan Azahari berhari-hari dan tetap laku keras.
Kini tersangka teroris dr Sunardi hendak ditangkap Densus 88, kabur. Malah menabrakkan mobilnya ke polisi.
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan dalam konferensi pers daring Jumat (11/3) menyatakan: "Sebelum dilakukan penangkapan, status Saudara SU (Sunardi) adalah tersangka terorisme, bukan terduga."
Kronologi: Rabu, 9 Maret 2022, pukul 21.15, tim Densus 88 mendatangi TKP di Jalan Bekonang, Sukoharjo. Memburu Sunardi. Ketemu. Sunardi naik mobil pikap dobel kabin. Dihentikan petugas. Berseragam.