Empat Sahabat pun Ditipu Juga

Selasa 15-03-2022,06:55 WIB
Editor : Noor Arief Prasetyo

BERTEMAN selama 15 tahun, tak disangka, Nicko Agatha Alim tega menipu empat teman dekatnya. Padahal, setiap hari mereka selalu nongkrong bareng. Layaknya anak muda pada umumnya. Nicko terlibat dalam perkara investasi alat kesehatan (alkes) bodong.

Tindakan itu dilakukannya bersama Tiara. Dia merupakan kakak kandung Nicko. Tiara sudah ditahan Polda Jatim sejak Januari 2022. Hanya Nicko yang hingga saat ini belum ditahan. Dalam perkara itu, pria kelahiran Mei 1994 tersebut merupakan agen di bawah Tiara.

”Kita ini sudah kenal lama. Saya sendiri sudah kenal dari SD kelas V. Tapi, akrabnya saat SMP,” kata Aditya Prawira Kencana saat ditemui Harian Disway kemarin (14/3).

Bahkan, Nicko pernah ikut usaha jual beli mobil bekas milik Aditya. Hanya, karena pandemi Covid-19, usaha itu mulai goyang.

Saat pemasukan dari usaha mereka minim, Nicko datang untuk menawarkan investasi pengadaan alkes. Proyek itu kerja sama dengan Pemkot Surabaya. Bahkan, saat itu Nicko memastikan bahwa proyek tersebut legal.

”Kita itu berteman sudah lama. Jadi, saya juga tidak pernah berpikir negatif ke Nicko. Jadi, kita tidak pernah meminta bukti atau apa pun itu. Kami percaya saja kepadanya. Tapi, kami tidak menyangka kalau ternyata investasi tersebut fiktif,” tambahnya.

Saat itu Nicko hanya memberikan surat perintah kerja (SPK). Dalam SPK tersebut, ada beberapa item. Lengkap dengan harganya. Dengan demikian, mereka tinggal memilih dan memberikan uang kepada Nicko. Pria itu juga memastikan kepada empat sahabatnya bahwa proyek tersebut sangat aman.

”Saya tanya berapa nominal paling sedikit. Dibilangnya terserah. Ada juga yang ikut Rp 500 ribu. Dulu, katanya, kalau ada apa-apa, Nicko yang tanggung jawab. Ia menawarkan ke saya itu pertengahan 2020. Oktober di tahun itu, saya juga dipertemukan dengan Tiara,” bebernya.

Empat sekawan itu adalah Aditya Prawira Kencana, Anditya Tantono, Michael Andreas Saisab, dan Helfrid Piter Natanael. Mereka pun setuju dengan penawaran tersebut. Satu per satu memberikan uang kepada Nicko. Aditya memberikan yang paling besar. Yakni, Rp 490 juta.

”Di antara kami, hanya saya yang paling sedikit memberikan. Saya hanya memberikan sekitar Rp 75 juta. Saya juga sempat menawarkan untuk ikut menawarkan. Tapi, Nicko ngelarang. Dibilangnya gak usah ikut. Ya, kita percaya saja. Namanya juga teman kan,” ungkapnya.

Uang modal itu dikirim ke rekening atas nama Tiara. Awal-awal investasi, mereka mengembalikan modal tepat waktu. Tidak pernah molor. Keuntungannya tidak langsung dikirim ke rekening empat orang itu. Tetapi, melalui rekening Nicko. Kemudian, Nicko memberikan uang itu kepada mereka.

Dalam sebulan, ada dua sampai tiga kali transaksi. Namun, beberapa bulan kemudian, pembayaran keuntungannya selalu lambat. Sampai akhirnya, Nicko tidak pernah lagi mengirimkan uang kepada empat orang tersebut.

”Kami menanyakan. Tapi, tidak ada kejelasan. Selalu bilang besok atau minggu depan. Kami kejar terus, lama-lama ia menghilang,” paparnya. Semenjak proyek tersebut, kehidupan Nicko berubah drastis. Bahkan, ia sempat beli mobil hingga empat unit.

Padahal, sebelum itu, Nicko sering pinjam uang kepada empat temannya tersebut. ”Dulu itu ia memang punya mobil. Tapi, hanya satu. Sekarang mobilnya sudah lima. Bahkan, sempat memodifikasi salah satu mobilnya,” ujarnya.

Total uang yang diberikan empat orang itu adalah Rp 1,2 miliar. Mereka hanya meminta agar semua uang tersebut dikembalikan. ”Sebenarnya, kalau ada iktikad baik dari Nicko, kami tidak akan laporkan ke polisi. Ini, ia malah hilang tidak mau komunikasi dengan kami,” tegasnya. (Michael Fredy Yacob)

Tags :
Kategori :

Terkait