JAJANAN KOREA semakin masif menggempur Surabaya. Kita sudah akrab dengan tteokpokki, kimbap, corn dog, hingga hotteok. Kini, ada satu lagi yang poplaritasnya makin meningkat. Yakni bungeoppang.
Kalau ingat drama Vincenzo yang tayang tahun lalu, pasti langsung mengenali snack yang satu ini. Ya, kue berbentuk ikan itu. Dibuat dari adonan wafel. Tapi yang khas, bagian dalamnya diisi pasta kacang merah. Lembut dan gurih. Tapi juga manis berkat filling kacang merahnya.
Di Korea, bungeoppang termasuk street food. Dijual di stan jajanan pinggir jalan. Bersamaan dengan tteokpokki, oden, dan hotteok. Bisa dimakan di tempat. Atau sambil berjalan. Bareng ayang #eh.
Nah, kalau ingin menikmati sensasi makan bungeoppang seperti di negeri aslinya, kita bisa berkunjung ke Pasar Malam Kodam Brawijaya. Ada sebuah kios yang menyediakan berbagai snack Korea. Termasuk bungeoppang.
Cara membuatnya mudah. Adonannya sama seperti kue dan roti lainnya. Terdiri dari tepung terigu, telur, gula, mentega, serta susu atau air. Plus baking powder. Adonan itu kemudian dituang ke cetakan berbentuk ikan. Lalu diberi isian. Cetakan lantas dipanggang di atas api kecil selama empat menit. Kemudian dibalik, dan dipanggang lagi hingga matang.
Pasta kacang merah memang isian paling basic. Tapi, di sini, kita bisa memilih berbagai opsi lain. Mulai dari cokelat, vanila, nanas, stroberi, keju, hingga cream boba. Sesuai selera.
Untuk rasa, bagian luarnya sangat gurih. Meskipun ikannya gendut, tekstur wafelnya tetap renyah. Ketika digigit, bagian dalamnya lembut. Isiannya manis, namun tidak mengalahkan rasa wafelnya. Paduan gurih-manisnya pas. Sehingga cocok buat mereka yang tidak terlalu suka manis.
Harganya juga relatif tidak mahal. Mulai Rp 8 ribuan sampai Rp 13 ribu. Namun, cukup mengganjal perut. Serta cocok dinikmati saat masih panas atau hangat. ’’Menurutku rasanya lumayan sih sesuai sama harganya,’’ ungkap Manda, seorang pengunjung pasar malam yang baru pertama kali mencoba bungeoppang.
’’Aku pernah menonton Youtuber mukbang yang bilang kalau bungeoppang memang rasanya enggak manis. Ternyata, bener ngga manis,’’ tutur Manda. ’’Overall baik. Tapi mungkin lebih enak lagi kalau ada topping es krim seperti di korea,’’ imbuh dia, lantas tertawa.
Camilan kekinian ini memang sedang banyak dicari. Sehingga antrian cukup panjang. Banyak konsumen yang memilih jalan-jalan keliling pasar malam sambil menunggu pesanan bungeoppang-nya selesai dipanggang.
’’Antrinya lumayan lama. Tadi menunggu sekitar 40 menit baru pesananku selesai. Tapi aku enggak keberatan sih. Soalnya memang penasaran sama rasa bungeoppang,’’ cerita Manda.
Menyaksikan bungeoppang dipanggang, mencium aromanya yang semerbak, dengan suasana pasar malam yang ramai, rasanya seperti sedang jalan-jalan di area street food Myeongdong, Seoul. Ya, beda dikit lah, hehe… (Retna Christa-Fernanda Alvira)