Indonesia optimistis mencapai zero emisi karbon pada 2060. Memang masih lama: 38 tahun lagi. Namun, persiapan sudah dilakukan. Salah satunya dengan menerbitkan Perpres Nomor 55 tahun 2019.
Perpres itu memaparkan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) bagi moda transportasi. Pemerintah yakin pemakaian motor listrik bakal berdampak bagus. Pertama, bagi lingkungan karena dapat mengurangi emisi karbon. Kedua, bagi perekonomian lingkungan karena bisa mengembangkan industri-industri pendukung yang lain.
Menurut data Kementerian ESDM, kini total stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) sudah lebih dari 100 stasiun. Bahkan 85 persen memakai metode home charging. Dan ditargetkan mengonversi 120 juta kendaraan dengan bahan bakar fosil ke listrik.
Sementara data dari Kementerian Perhubungan mencatat hingga kini sudah ada 16.060 unit KBLBB di Indonesia. Terdiri dari roda tiga, mobil penumpang, sepeda motor, mobil bus, mobil barang, landasan bis, dan landasan barang.
Misi zero emisi karbon itu juga mulai digerakkan di setiap daerah, termasuk Jawa Timur. Kemarin (23/2), Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menerbitkan SE nomor 671/85/124.3/2022 tentang penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) dan kompor induksi.
Mantan menteri sosial itu berharap SE tersebut bisa memacu peningkatan ketahanan energi di sektor transportasi secara cepat. Sebab Jatim menjadi salah satu provinsi dengan pertumbuhan kendaraan listrik terbesar di Indonesia.
Sudah ada dealer mobil listrik di Surabaya. Mulai dari Hyundai, Toyota, hingga Tesla. Dan yang akan masuk berikutnya adalah mobil listrik dengan harga ekonomis dari Wuling. Selain itu ada Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) juga berencana memproduksi sepeda motor listrik.
“Penggunaan KLBB dan kompor induksi ini akan berdampak pada penguatan ekonomi nasional,” katanyi. Misalnya, melalui pengurangan impor, subsidi BBM, hingga penghematan devisa negara. Sehingga transformasi ke KLBB dan kompor induksi layak dipercepat.
Akan ada insentif untuk mendorong pemakaian energi listrik ramah lingkungan. Untuk itu, Khofifah meminta kepada semua elemen untuk berkontribusi dalam transformasi tersebut. Dari pemerintah kabupaten/kota, pengelola restoran, hotel, apartemen, rumah susun, maupun masyarakat. Terutama dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Infrastruktur pun juga tengah dikembangkan. Baik SPKLU, SPBKLU, dan home charging station. Hingga kini sudah ada 7 SPKLU yang beroperasi di Jatim. Dan saat ini tengah dalam pembangunan 4 stasiun lagi. Tersebar ke beberapa titik mulai dari Madiun sampai Banyuwangi.
“PLN juga meluncurkan program stimulus untuk memberikan kemudahan bagi pengguna kompor induksi,” ungkap General Manager PLN UID Jatim Lasiran. Yakni program tambah daya hingga 11.000 VA. Hanya bisa didapat melalui aplikasi PLN Mobile dengan biaya Rp 150 ribu.
Selain itu, tersedia program stimulus untuk memberikan kemudahan bagi pemilik kendaraan listrik khususnya mobil listrik. Yakni promo Super Everyday bagi pelanggan yang ingin penyambungan baru (PB) untuk pengisian daya di rumah.
Promo Super Everyday dapat diikuti oleh semua golongan tarif pelanggan PLN. Mulai dari pelanggan tegangan rendah (TR) 1 Fasa sampai dengan daya 7.700 VA dan Pelanggan TR 3 Fasa sampai dengan daya 13.200 VA.
Harga yang ditawarkan relatif sangat terjangkau. Pelanggan Fasa 1 hanya diminta membayar Ro 850 ribu untuk mendapatkan fasilitas charger di rumah itu. Sedangkan Fasa 3 mencapai Rp 3,5 juta.
Tidak hanya itu. PLN juga memberi korting bagi pelanggan yang memakai mengisi daya mobil pada 22.00-05.00. Pemakaian listrik di jam-jam tersebut sangat minim. Sehingga harganya bisa diskon sampai 30 persen.