MOSKOW, HARIAN DISWAY - Indonesia bisa menjadi salah satu negara yang bisa mendamaikan Rusia dan Ukraina. Selain tidak punya kepentingan di Eropa, Indonesia juga punya hubungan baik dengan kedua negara itu.
Upaya serupa sudah dilakukan Presiden Turki (Türkiye) Recep Tayyip Erdoğan sebelum perang meletus. Namun, upaya itu sia-sia. Perang tetap meletus. Rusia malah protes ke Turki karena drone Bayraktar mereka menjadi kekuatan Ukraina.
Presiden Jokowi saat tiba di Moskow, Kamis, 30 Juni 2022.-Biro Setpres RI-
Dalam keterangan Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Presiden Republik Indonesia (BPMI Setpres RI), Presiden Jokowi menegaskan bahwa Indonesia tidak memiliki kepentingan apapun di Rusia dan Ukraina. Indonesia hanya menginginkan perang dapat segera selesai. Sebab, kisruh di Eropa timur itu sudah memporak porandakan perekonomian dunia.
Rusia dan Ukraina adala rantai besar dalam pasokan pangan dunia. Termasuk rantai pupuk dan energi.
Presiden Joko Widodo menyampaikan kondisi itu ke Presiden Vladimir Putin. Ratusan juta masyarakat dunia, terutama di negara berkembang sangat merasakan dampaknya. Yang paling parah terjadi di Sri Lanka. Negara yang mengandalkan pariwisata itu sudah diambang kehancuran.
Bahan bakar habis, rakyatnya juga kelaparan. Bahkan 26 rute kereta api di negara itu tak bisa beroperasi karena tak ada bahan bakar.
Jokowi mendukung upaya PBB reintegrasi komoditas pangan dan pupuk Rusia dan komoditas pangan Ukraina dalam rantai pasok dunia. “Khusus untuk jalur ekspor produk pangan Ukraina, terutama melalui jalur laut, saya sangat menghargai Presiden Putin yang tadi menyampaikan bahwa memberikan jaminan keamanan pasokan pangan dan pupuk dari Ukraina maupun Rusia, ini sebuah berita yang baik” ujar Jokowi.
Rusia memasok 30 persen kebutuhan jagung dan gandum dunia. sedangkan Ukraina sebesar 20 persen. Minyak biji bunga matahari (seed oil) dari Ukraina juga mempengaruhi krisis minyak goreng dunia. Anda sudah tahu bahwa Ukraina adalah pemasok seed oil terbesar di dunia.
Jokowi juga mengajak seluruh pimpinan dunia untuk bersama kembali menghidupkan semangat multilateralisme, semangat damai dan semangat kerja sama. “Karena hanya dengan spirit ini perdamaian dapat dicapai,” lanjut presiden kelahiran Surakarta, 21 Juni 1961 itu.
Presiden Jokowi dan rombongan meninggalkan Moskow dan menuju Abu Dhabi.-Biro Setpres RI-
Usai dari Rusia, Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo bertolak menuju Abu Dhabi, Persatuan Emirat Arab (PEA). Mereka berangkat dari Bandara Vnukovo II, Moskow, Rusia pukul 20.15 waktu setempat dengan menggunakan Pesawat Garuda Indonesia GIA-1.
Di Abu Dhabi, Presiden Jokowi dijadwalkan bertemu dengan Presiden PEA Sheikh Mohamed bin Zayed bin Sultan Al Nahyan hari ini, Jumat, 1 Juli 2022. Dalam rombongan terdapat juga Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung. (*)