Harus diproporsionalkan. Misalnya, dipetakan berdasarkan tingkat konsumsi. Dari situlah bisa ditemukan daerah yang miskin. Maka porsi subsidi bisa diperbesar. Sementara daerah yang ekonominya maju seperti di kota-kota besar, porsi subsidinya bisa dikurangi semaksimal mungkin.
“Salah satu indikatornya, konsumsi 555 ribu per kapita. Jadi kalau banyak yang di bawahnya maka bisa dikatakan miskin,” katanya. Data itu sebetulnya sudah ada di pemerintah. Namun, pemerintah masih tetap menetapkan satu harga. Mungkin, kata Haris, lebih memudahkan secara administratif.
Gigih pun optimistis. Harga minyak dan gas bisa segera stabil. Asal ketegangan NATO dengan Rusia juga mereda. “Problemnya perpanjangan krisis pangan dan energi. Tapi, Jokowi pun sudah ke sana. Saya kira akan segera mereda. Kabarnya, Rusia juga sudah klaim menang perang,” ungkapnya. (*)