LONDON, HARIAN DISWAY - SEMUA elemen di Tottenham Hotspur bersukacita ketika timnya menang besar 4-1 atas Southampton di laga perdana musim 2022/2023.
Ledley King adalah salah satu di antaranya. Ia eks kapten Tottenham Hotspur. Ia juga eks asisten pelatih di rezim Jose Mourinho. Setelah Mou pergi, Ledley King kembali menekuni peran lamanya. Duta klub.
Seperti eleman Spurs yang lain, Ledley King sangat takjub dengan pasukan Antonio Conte. Ada dua hal besar yang membuatnya terheran-heran.
Sejak pemain keluar dari ruang ganti, King sudah sempat berguman pada dirinya sendiri. ”Wow.” Kenapa? Dari area dekat sentleban (persis dengan tempat pemain cadangan), ia melihat ada yang istimewa dari tim asuhan Conte sekarang. Profil pemainnya tinggi besar. Dari cara berlarinya sewaktu melakukan pemanasan, Ledley King sudah yakin betul. Menang besar.
Mayoritas pemain belakang dan tengah bertinggi 6 kaki. Tingginya di atas 188 cm. Dengan profil seperti itu, Spurs tidak akan terkooptasi fisik pemain lawan. Bahkan sebaliknya, pemain Spurs bisa melakukan ”intimidasi” terhadap lawannya. Lihat saja di lapangan. Son Heung-min yang bertinggi 182 cm terbilang ”liliput”. Artinya, termasuk pemain bersosok kecil. Demikian juga Dejan Kulusevic yang tingginya setara Son.
Ledley King kemudian manggut-manggut. Pantas saja media Inggris melaporkan, para pemain Spurs pontang-panting tatkala mengikuti pramusim bersama Antonio Conte di Seoul, Korea Selatan. Kapten Harry Kane dan Son, misalnya, sempat menepi dari latihan karena muntah-muntah.
Saat melihat profil lini belakang, Ledley King kembali terkejut. Semua pemain lini belakang Spurs bertinggi 6 kaki dan 2 inci. Karena itu, lini belakang Spurs tidak kehilangan bola atas selama menjamu The Saints, julukan Southampton. Lebih terkejut lagi karena para pemain Spurs ternyata mampu berlari sepanjang laga.
Manajer Antonio Conte mengontrak delapan pemain baru dan akan bertambah jadi 9 saat Destiny Udogie merapat dari Udinese seharga GBP 15 juta. Profil semua pemain barunya tidak jauh dari itu. Minimal bertinggi 6 kaki atau 185 cm.
Lihat saja perbandingan pemain yang dibuangnya. Harry Winks, Giovani Lo Celso, dan Sergio Reguillon. Semuanya bertinggi sekitar 5 kaki 10 inci. Hanya Tanguy Ndombele yang lebih tinggi. Ndombele dibuang karena kalah intensitas saat berlari.
Saat masih menangani Chelsea, Conte hanya punya dua pemain ”liliput”. Yakni, Eden Hazard dan N’Golo Kante. Keduanya jadi pasukan Conte karena punya skill di atas rata-rata. Kedua pemain itu dilindungi kawan-kawannya yang punya postur tinggi menjulang. Menariknya, Conte punya Ryan Sessegnon dan Lucas Moura yang tak jauh beda dari Kante dan Hazard. Sessegnon bahkan langsung membuka akun golnya lewat sundulan terukur. Singkat kata, Sessegnon dan Moura masuk rencananya.
Pria Italia itu ingin membangun Spurs berbasis fisik tinggi besar, lebih berotot, dan punya fisik yang luar biasa. Seorang pemain Spurs wajib berlari sepanjang pertandingan. Itu syarat mutlak. Pemain Spurs harus punya intensitas tinggi. Begitu wejangan Conte di hari perdana pramusim di Korea Selatan.
”Pemain harus memiliki kualitas. Fisiknya harus benar-benar kuat. Ibarat mesin, harus bagus. Ini liga sangat sulit. Ini liga gila yang jauh berbeda dengan liga lainnya,” ucap The Godfather, julukan Conte.
Pencarian kedalaman telah menjadi elemen kunci lain dari revolusi eks pelatih Inter Milan itu. Dengan konsep lima pemain pengganti untuk bekerja, Conte jelas sangat membutuhkan kemampuan untuk membuat perubahan tanpa mengubah profil timnya dalam hal kekuatan dan kualitas.
Lini depan Spurs sepertinya sudah paten dengan Harry Kane, Son Heung-min, dan Dejan Kulusevski. Artinya, sulit bagi Richarlison yang dibeli GBP 60 juta itu menembus ke tim utama. Tujuan Conte ternyata bukan itu. Ia ingin ketika dilakukan rotasi, kualitas dan profil timnya tetap setara. Kenapa? Sebab, musim ini Spurs harus menghadapi empat kompetisi sekaligus. Dengan demikian, Spurs jelas sudah siap luar dalam. (*)