SURABAYA, HARIAN DISWAY - STOK Pertalite diprediksi segera habis. Pertamina menyatakan stok hanya cukup hingga awal Oktober. Bahkan jika tak ada pembatasan dan penambahan pasokan diperkirakan akan lebih cepat lagi.
Menurut catatan PT Pertamina Patra Niaga, konsumsi Pertalite sudah mencapai 16,8 juta KL (kilo liter) hingga Juli lalu. Padahal, kuota tahun ini hanya 23 juta KL. Artinya, rata-rata konsumsi sekitar 2,4 juta per bulan. Maka hanya tersisa 6,2 juta KL hingga Oktober.
Sebetulnya, jumlah kuota tahun ini tak beda jauh dengan kuota tahun lalu. Hanya tersisa 0,3 juta KL lebih banyak tahun lalu. Jumlah kuota itu sangat sedikit mengingat aktivitas dan mobilitas masyarakat kembali normal.
Apalagi jumlah kendaraan, baik motor maupun mobil, pun meningkat. Otomatis kebutuhan Pertalite juga sangat tinggi. Menurut data BPS Pusat, rata-rata pertumbuhan kendaraan penumpang Indonesia per tahun sebesar 6 persen.
Hanya melambat pada 2020, pertumbuhannya sekitar 1,9 persen. Sementara pada 2021, tumbuh 5,6 persen. Itu juga berbanding lurus dengan naiknya konsumsi Pertalite setiap tahun,
Tentu stok Pertalite yang kian menipis meresahkan banyak pihak. Terutama masyarakat yang bekerja di jasa transportasi. Misalnya, para driver online. Apalagi mengingat penerapan tarif baru dibatalkan.
Salah satunya, Wong Seng Oen, driver ojek online asal Surabaya. Lelaki paro baya itu sudah mendengar kabar bahwa stok Pertalite segera habis. "teman-teman berencana demo,” ujarnya kepada Harian Disway, kemarin.
Oen sudah lebih dari setahun bekerja sebagai driver ojek online. Dalam sehari, Oen bisa melayani pelanggan hingga 8 kali. Dan menghabiskan rata-rata Rp 10 ribu untuk mengisi BBM motornya.
Apabila stok Pertalite habis, tentu mata pencaharian mereka pun bakal terdampak. Pun jika stok tersedia, tapi dijual dengan harga lebih tinggi dari biasanya. “Kalau langka, nanti pasti mahal. Jelas gak nutut. Tarif kami juga gak jadi naik,” katanya.
Perhimpunan Driver Online Indonesia (PDOI) Jawa Timur akan menggelar aksi demo serentak pada 24 Agustus nanti. Rencananya, mereka menggeruduk beberapa kantor instansi terkait. Baik instansi pemerintah maupun swasta. Terutama Gedung Negara Grahadi di Jalan Gubernur Suryo. (*)