Selama ini orang melihat QR code sebagai rangkaian kode yang dapat di-scan, untuk memasuki website. Namun Mr D berinovasi dengan mengolah QR code menjadi karya artistik. Memuat gambar figur atau objek-objek tertentu. Menurut Mr D inilah terobosan visual QR code yang lebih menarik. Dalam ruang depan Bisanta Bidakara Hotel, Mr D duduk sembari memegang gitar kreasinya. Pada bagian body-nya, terdapat rangkaian QR code dengan gambar burung elang, orangutan, dan hewan lainnya. "Gitar ini adalah produk inovatif buatan seniman Bali, Wayan Tuges. Namanya Blueberry guitar," ungkapnya. QR code karya Mr D lain dari QR code biasa. Inovasinya menjadikan rangkaian QR code yang biasa ditampilkan dalam format kotak dan rangkaian titik, diolahnya menjadi bagian penunjang visual. Tapi ia menolak karyanya disebut QR code. "Lebih tepat disebut QR art. Karena mengandung unsur seni," terangnya. Pada pameran bertajuk Traditional and Modern Art, Mr D memadukan unsur seni tradisional dan modern. Unsur tradisional tampak dalam bentuk gitar yang turut dipamerkan. Terbuat dari kayu dengan tampilan body yang dibuat artistik.
Gunawan Saputera, kawan musisi Mr D, memegang gitar Blueberry yang membuatnya kagum karena dilengkapi dengan QR art. -JULIAN ROMADHON/Harian Disway- Tak seperti gitar pada umumnya. Bagian neck, tergambar ukiran-ukiran kayu, memuat objek hewan. Sedangkan unsur modern tampak pada berbagai QR code yang ada dalam body gitar, serta karya-karya yang dipmerkan. Jika pengunjung melakukan scanning pada QR code pada body gitar, maka visual smartphone mengarah pada website pengetahuan tentang satwa langka. Seperti QR code bergambar elang Jawa. Akan ditemukan website dalam situs pencarian Google tentang hewan tersebut. Sedangkan di bagian belakang body gitar terdapat beberapa rangkaian QR Code yang mengarahkan pengunjung pada website-website berisi pementasan musik yang pernah dilakukan Mr D, maupun website mentalcanvas.com. Berisi visual pameran QR art secara visual, memuat berbagai jenis karya Mr D. Blueberry guitar itu dipadu dengan berbagai tools yang memanfaatkan teknologi digital. "Jika saya trigger dengan loop dari iPhone, akan muncul nada lain sebagai penunjang chord," terangnya. Ia lalu menunjukkan satu jenis chord. Terdengar beberapa bunyi senada yang memiliki frekuensi lebih rendah dan lebih tinggi, menggema, dan menetap beberapa saat ketika chord tersebut dibunyikan. Sehingga dengan satu chord saja, Mr D dapat memainkan komposisi bunyi, baik lead maupun rythm section sekaligus.
Koleksi karya QR art Mr D. Jika di-scan dengan smartphone, maka dapat diarahkan dalam search engine Google tentang sosok tersebut. Blueberry guitar itu juga unik karena hanya memiliki empat senar. Berbeda dengan gitar biasa yang memiliki enam senar. Pun dengan ukulele. Tiap senar memiliki nada yang berbeda dengan senar pada gitar lazim atau ukulele. Jika gitar biasa terdiri dari nada E, A, D, G, B, E dan ukulele C, D, G, A, blueberry guitar milik Mr D memiliki nada do (C), mi (E), sol (G) dan do (C-tinggi). Gitaris yang terbiasa bermain dengan gitar biasa pun perlu belajar lagi untuk memainkannya. Rangkaian tersebut dirancang Mr D untuk kebutuhan bunyi yang memadukan bantuan teknologi digital musik. "Jadi cukup empat senar. Memainkan satu chord berbeda letak jarinya dengan gitar biasa. Bahkan sebagian dimainkan open chord," terang pria bernama asli Doddy Hernanto itu. Dalam pameran yang diselenggarakan pada 8-22 Agustus 2022 itu, Mr D kerap menghibur para tamu dengan bermain gitar. Ia selalu membawakan lagu Imagine karya John Lennon, kegemarannya. "Lagu itu seperti diri saya, termasuk proses berkarya. Mengandalkan imajinasi. Awal orang bilang saya cuma pemimpi. Betul. Tapi saya adalah salah satu dari pemimpi yang bisa mewujudkan mimpinya," terangnya. Begitu pula dengan karya-karya QR art. Dengan inovasinya itu, banyak lembaga atau individu yang tertarik dan mengajukan kerja sama. Seperti beberapa bank dan beberapa institusi milik pemerintah. Salah satu QR art-nya berlogo sebuah bank ternama. Jika di-scan, visual smartphone akan mengarah pada website bank tersebut. Proses pembuatan karya, ia terlebih dulu menentukan image dan link web. Setelah mengetahui link, ia mengurainya dalam coding. Rangkaian itu ditentukan, lantas disematkan pada image figur atau objek. Sehingga antara image dan rangkaian kode QR tampak menyatu, menjadi bentuk estetika seni rupa. Salah satu QR art karya Mr D memuat wajah dirinya. Ia menggunakan media pensil warna. Karya itu sempat gagal, alias tak dapat di-scan, karena salah satu garis yang ditorehkan Mr D sedikit lebih panjang dari garis rangkaian kode QR. "Jika kepanjangan sedikit, tidak bisa digunakan. Menghapusnya pun harus hati-hati. Tidak boleh membias atau samar. Pasti gagal," terang pria kelahiran Mojokerto, 24 November 1961 itu. Baginya, inovasinya itu membuat QR code lebih bersifat personal. Dapat digunakan sebagai branding individu, kelompok, maupun perusahaan. "Apalagi jika dipasang wajah atau gambar diri seseorang. Semakin menarik,” ungkapnya. Bagi Mr D, QR code is Queen, content is King. Keduanya saling berhubungan. Sebuah perusahaan dapat membuat iklan berdurasi pendek dengan hanya menampilkan QR art di sepanjang kontennya. “Tinggal diatur saja mau ditambah gambar seperti apa,” ujarnya.
Seorang pengunjung sedang menikmati karya-karya QR art Mr D yang dipajang dalam pameran bertajuk Traditional and Modern Art di Hotel Bisanta Bidakara. Berkat kreasinya itu, Mr D kini mendapat banyak pesanan dari beberapa perusahaan, termasuk instansi pemerintahan. Ia membuat beberapa wajah gambar pejabat seperti Yudo Margono, KSAL, serta KSAD Jendral Dudung Abdurrachman. Beberapa bulan lalu, saat bertemu Jenderal Dudung, Mr D menunjukkan karya QR art. "Salah satunya memang memuat gambar beliau. Ketika di-scan, mengarah pada website yang memuat laman pencarian tentang nama Pak Dudung di Google. Beliau tertarik," ungkapnya. Karya-karya QR art Mr D banyak memuat visual tokoh-tokoh pejabat dan figur sejarah. Seperti Bung Karno, Bung Hatta, KH Hasyim Asy'ari, dan lain-lain. Semua dipajang di sisi kiri ruang depan Hotel Bisanta Bidakara. Ke depan, Mr D akan membuat karya-karya QR art dengan bentuk genre kubisme dan pointilisme. Sehingga antar jalinan kode QR dan visual tak terpisah. Menyatu sebagai bangunan estetika. Bisa di-scan pula. (*)