Di gang kecil, sudut kota Surabaya. Studio Tedja Suminar punya gawe, Sabtu, 20 Agustus 2022. Bertema Cerdas Merdeka, diramaikan oleh penampil asal Malang: Andang Bachtiar & Penyelaras yang memeringati kemerdekaan RI ke-77. Sekaligus small tribute untuk tiga musisi besar.
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Memasuki gang Lapangan Dharmawangsa, sebelum menuju studio Tedja Suminar, karpet dan puluhan kursi telah terpasang rapi. Panggung sederhana ditata sedemikian artistik. Berlatar koleksi kain tenun hias milik Swandayani.
Cerdas Merdeka. Itulah tajuk acara yang diangkat pada 20 Agustus 2022. Tak hanya merdeka berekspresi, seperti yang dilakukan Andang & Penyelaras, serta para seniman yang terlibat, namun juga cerdas.
"Tidak hanya pementasan. Dr Andang sebagai geolog, nanti akan berdiskusi dengan Amien Widodo, geolog dari ITS. Berguna untuk menambah wawasan tentang ilmu geologi," ungkap Swandayani, penggagas acara tersebut.
Tema diskusi kedua pakar bumi tersebut: Tapal Kuda dan Selat Madura Purba: Dari Bojonegoro sampai Sidoarjo, Dari Prasejarah Majapahit Sampek Saiki (Sampai sekarang). Membahas tentang pola perubahan geografis, menyangkut garis pantai dari daerah Tapal Kuda sejak zaman Purba dan dampaknya kini.
Latar belakang sebagai geolog, berpengaruh besar terhadap konstruksi lirik yang dibangun Andang. Sebagian besar memanfaatkan diksi-diksi dari ilmu geologi.
"Saya telah mengabdikan hidup puluhan tahun sebagai geolog. Apa yang saya amati, selalu saya ekspresikan lewat puisi. Mulai dari kisah cinta tufa dan lava di perut gunung api, sampai vulkanologi yang saya identikkan dengan kerinduan," ujar Andang.
Pementasan Andang & Penyelaras dibuka dengan lagu Belajar dari Batu. Alunan musik rancak mengawali intro. Genre country yang dipadu dengan sentuhan rock, menciptakan staccato unik. Lebih nikmat ketika Redy mengisi beberapa part dengan teknik picking berulang-ulang. Berlompatan dalam satu notasi ke notasi lain.
Sudahkah kau belajar / tentang diam dari batu / menyimpan cerita, ‘Tuk dibaca yang berguru..
Potongan lirik itu adalah reffrain dari Belajar dari Batu. Semua penggarapan komposisinya dilakukan oleh Penyelaras, yang terdiri dari Redy, Charles Djalu, Endrie Wejoe, Andhika RN dan Deny.
Mereka tampil pula dengan konsep small tribute. Membawakan karya-karya tiga musisi besar Surabaya: Gombloh, Leo Kristi dan Franky Sahilatua. Ketika membawakan musik Leo Kristi, Cak Dauri dan Titi Soetopo tampil di panggung. Cak Dauri adalah gitaris sekaligus seorang LKers atau penggemar Leo Kristi. Sedangkan Titi merupakan ex penyanyi Konser Rakyat Leo Kristi. Tiga lagu dinyanyikan: Dirgahayu Indonesia Raya, Tepi-Tepi Surabaya dan Beludru Sutra Dusunku.
Lagu milik Franky Sahilatua, Perahu Retak, membangkitkan nostalgia pengunjung. Lagu itu cukup lama tak diperdengarkan. Suasana heroik semakin terasa ketika Andang & Penyelaras membawakan Kebyar-Kebyar karya Gombloh. Terlebih, Andang bernyanyi sembari mengibarkan bendera merah-putih.
Pementasan Cerdas Merdeka di Surabaya adalah kali kedua. Pertama kali, mereka membawakannya di Jalan Magelang 9, Malang, pada 17 Agustus 2022. (Isam Firmansyah)