Suami Bakar Istri Akibat PTSD

Sabtu 03-09-2022,05:30 WIB
Oleh: Djono W. Oesman

Mabuk membuat orang kehilangan (melemahnya) kontrol logika. Dan kehilangan empati. Bersikap agresif. Tidak bisa merasakan apa yang dirasakan orang lain, atas tindakan dia. 

Prof Sung: ”Saat itulah kejahatan terjadi. Dilakukan pemabuk.”

Kejahatan pemabuk bisa beragam. Biasanya sudah direncanakan, ketika ia belum mabuk. Jadi, sudah ada niat jahat. Tapi, niat itu belum dilaksanakan karena ia menunggu mabuk. Dengan mabuk, ia merasa enteng dan berani melakukan kejahatan. 

Pemabuk pada dasarnya pengecut. Tidak berani melakukan agresi sebelum mabuk. Ia sudah hafal efek alkohol, menghilangkan empati sosial. Dan logika. Maka, ia mabuk.

Paling sering, kekerasan dalam rumah tangga dan pelecehan anak. Sung dalam bukunya menyebutkan, kekerasan dalam rumah tangga di AS sekitar dua pertiga dilakukan orang mabuk. Baik pelaku pria maupun wanita.

Pemabuk berat rata-rata di pesta miras. Sebab, di situ ada semacam persaingan atau adu kuat minum di antara peserta. Akibatnya, peserta mabuk berat jika dibandingkan dengan peminum sendirian.

Di kasus Depok, LN, pegawai bengkel motor, ayah empat anak itu, sudah marah ke istri sebelum mabuk. Penyebab marah soal sepele, istri sedang nonton YouTube di HP. 

Seumpama malam itu teman-teman LN sesama pemabuk tidak datang dan tidak pesta miras di sana, bakal lain cerita. Belum tentu terjadi pembakaran.

Sesuai teori Prof Sung, pemabuk sesungguhnya pengecut. LN belum tentu berani menyiram tiner, membakar badan istri, teriak kesakitan, dalam kondisi ia tidak mabuk. Itu tindakan sangat mengerikan. Apalagi, terhadap istri.

Teori Prof Sung dan kasus Depok bisa jadi pelajaran kita. Kriminologi bertujuan dua: Mengapa kejahatan terjadi? Dan, bagaimana cara mencegah agar kejahatan tidak terjadi? (*)

 

Kategori :

Terkait

Sabtu 03-09-2022,05:30 WIB

Suami Bakar Istri Akibat PTSD

Jumat 02-09-2022,05:30 WIB

Nonton YouTube, Istri Dibakar