Target Simsalabim

Rabu 07-09-2022,04:30 WIB
Reporter : Max Wangge

Sudah saatnya PSSI kerja keras dan cerdas. Rajin-rajinlah kirim orang untuk magang, misalnya, ke Liverpool, Manchester City, Chelsea, Juventus, Real Madrid, Barcelona. Lihatlah bagaimana klub-klub itu menyiapkan pemainnya dalam satu musim kompetisi. 

Bagaimana persiapan pramusim mereka sehingga pemain siap bermain untuk satu musim kompetisi penuh. Bahkan, siap bermain dua hingga tiga kali dalam sepekan. Seusai magang, gelarlah workshop atau seminar atau forum apa pun dengan semua klub untuk menyosialisasikan hasil magang di klub top Eropa itu. 

Lihatlah, beberapa pemain Liga 1 Indonesia yang baru di awal kompetisi saja sudah merasakan kram di tengah lapangan. Itu bukti bahwa pemain kita tidak siap bermain 90 menit dengan intensitas tinggi. Artinya, intensitas latihan fisik kita hanya berkutat di sekitar situ saja. Ilmunya sudah kedaluwarsa. 

Kita punya dua atau tiga tim nasional, yaitu PSSI senior, PSSI U-23, dan PSSI U-19. Ingat, wajah sepak bola kita bukanlah U-23 dan U-19, tetapi timnas senior. Sebab, itu produk kompetisi. Jadi, jangan senang dulu kalau PSSI U-19 dan PSSI U-23 moncer. Sebab, mereka ditempa sampai berminggu-minggu bahkan berbulan-bilan di pelatnas. Bandingkan dengan timnas senior yang hanya berkumpul satu dua pekan, tapi masuk lapangan dengan target idealistis, juara. 

Oleh karena itu, benahilah persoalan elementer seperti itu dulu. Stop berkhayal untuk target-target besar dan heboh. Itu ciri khas target simsalabim. Kalau tidak sanggup, ekspor sebanyak-banyaknya pemain muda ke luar negeri.  Kurangi cita-cita instan menaturalisasi pemain secara gradual. Bila perlu, hentikan program jalan pintas itu. (*)

 

Kategori :