CEKO, HARIAN DISWAY - Musim panas adalah waktu tepat untuk mengunjungi Praha. Sebab, matahari terbit lebih panjang. Sehingga kami menikmati kecantikannya lebih lama.
Setelah keliling dari pagi hingga siang hari, kami beristirahat di Praha 3. Kok Praha 3? Nah ini nih yang menarik. Praha ternyata dibagi menjadi 10 distrik kota. Penamaan alamat mengikuti aturan itu. Kawasan kota tua ada di Praha 1.
Saat naik metro atau kereta bawah tanah menuju Praha 3, kami menemukan eskalator bawah tanah yang sangat dalam. Kemiringannya mungkin 45 derajat. Menukik ke bawah. Sepertinya tangga berjalan itu dulu berfungsi sebagai bunker saat perang.
Foto kami berempat di depan Prague Castle, berkat jasa seseorang yang menawarkan kami memotret di depan kastil yang menjadi tempat tinggal para raja.
Sampai di penginapan, kami mendapat kejutan. ”Kamarnya saya upgrade ya,” ujar resepsionis. Hore senang sekali. Kamar kami yang semula tanpa kamar mandi dalam, kini ada private bathroom.
Tambah bersyukur lagi, ada fasilitas baby crib atau kasur untuk bayi. Rayhan dan Hamzah langsung bermain di dalamnya. Anak-anak memang tidak ada capeknya. Rencana tiduran sebentar, jadi buyar deh. Jadi setelah makan, saya salat dan ciprat-ciprat muka doang agar badan segar kembali.
Setelah itu kami berkelana menuju Petrin. Taman berbunga di atas bukit. Mendekati tempatnya, terdengar deritan roda kereta beradu dengan rel. ”Cit, cit, set, set.”
Tampaklah sebuah kereta gunung. Namanya Funicular. Seumur-umur baru kali ini naik kereta yang treknya berada di lereng gunung. Miring naik ke atas. Masuk funicular ini gratis dengan menunjukan kartu harian transportasi publik. Artinya naik funicular sudah include dalam tiket public transportation di Praha selama 24 jam. Harganya 120 Czk (Czech Koruna, mata uang Republik Ceko, Red) atau sebesar 5 euro.
Pesan saya jangan sampai nekat masuk tanpa tiket ya. Alamat ditangkap petugas.
Ini seperti kejadian waktu kami keluar dari funicular, ada penumpang yang bermasalah dengan tiket. Mereka dibawa ke pos bersama petugas bersenjata laras panjang. ”Wih ngeri,” bisik saya ke suami.
Funicular Petrin ini beroperasi dengan kabel ini melayani penumpang setiap 15 menit. Kita bisa melihat kecantikan Kota Praha dari atas.
Funicular Petrin ini beroperasi dengan kabel ini melayani penumpang setiap 15 menit. Sayang tidak bisa menampung banyak penumpang. Hanya satu gerbong panjang. Kalau penuh, ya tunggu kereta selanjutnya.
Sepanjang perjalanan, tampak kecantikan Kota Praha dari atas. Saat pintu funicular terbuka, kami segera berjalan ke arah taman. Sebagai kawasan hijau, Bukit Petrin dipenuhi bunga dan pohon. Kami hanya berkeliling sebentar mengitari kebun bunga mawar.
Lalu menengok Štefánik Observatory. Bangunan observatorium untuk pengamatan astronomi.
Rayhan dan Hamzah di depan patung di Štefánik Observatory, observatorium untuk pengamatan astronomi.
Kami tidak bisa lama. Selain semakin sore, masih ada beberapa tempat lagi yang belum kami kunjungi. Jadi sekitar pukul 19.00 Central European Time (CET) atau pukul 14 di Jakarta, kami turun.
Pasca-meniti jalanan berbukit, kami ke lokasi paling populer di Praha, Prague Castle. Mendekati istana terbesar di Eropa itu, terlihat Istana Praha ini super luas. Kabarnya sampai 45 hektar. Dulu kastil tersebut adalah tempat tinggal para raja.
Saat strolling di halaman kastil, tiba-tiba seseorang menyapa. Ia menawarkan bantuan untuk memoto kami berempat. Kebetulan. Sebab susah sih mengambil foto utuh bersama kastil.