SURABAYA, HARIAN DISWAY- PROGRAM perlindungan sosial pengamanan dampak inflasi dan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) mulai disalurkan. Untuk memastikan bantuan itu diberikan tepat sasaran, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengawasi langsung penyalurannya. Kemarin dia mendatangi Kabupaten Jember.
Khofifah menyerahkan secara simbolis program asistensi sosial penyandang disabilitas (ASPD) serta pembebasan pokok pajak kendaraan bermotor (PKB) 100 persen kepada pengemudi mikrolet dan tukang ojek. Masing-masing diwakili lima orang.
Khofifah juga menyerahkan secara simbolis bantuan paket untuk pencegahan stunting kepada 10 anak dan bantuan zakat produktif kepada 100 orang. Pemprov Jatim memang mengalokasikan Rp 257 miliar untuk bantuan tersebut.
”Harapan kami, keluarga yang harus memberikan perawatan pada penyandang disabilitas berat ini bisa ter-support oleh bantuan sosial ASPD ini. Kemudian, untuk nelayan, insya Allah besok saya akan ke Puger, Jember,” terangnyi.
Program zakat produktif itu sebenarnya dilaksanakan sebelum kenaikan BBM. Dalam pemberiannya, Pemprov Jatim berkolaborasi dengan Baznas dan beberapa BUMD. Bantuan itu diberikan juga kepada para pelaku usaha ultramikro.
”Jadi, zakat produktif hari ini ada dua pintu, selain zakat produktif dari BUMD. Jadi, dari pintu-pintu yang memungkinkan ini diharapkan bisa memberikan penguatan pada bantalan ekonomi dan bantalan sosial. Bersama-sama kita akan coba maksimalkan,” tambahnyi.
Sementara itu, pelaksanaan pasar murah oleh Bapenda Jatim dilaksanakan di 20 lokasi. Pemprov juga akan menggelar Lumbung Pangan Jatim dan operasi pasar di lima bakorwil serta 25 pasar rakyat.
Khofifah menginginkan, pelaksanaan pasar murah itu dapat mendorong BUMN maupun BUMD bisa melaksanakan pasar murah secara berkelanjutan. Dengan demikian, itu dapat membantu masyarakat untuk melindungi dari dampak inflasi dan kenaikan BBM.
”Untuk operasi pasar rencananya dilakukan setiap Senin pagi di 25 pasar yang menjadi sampel BPS. Jadi, di Jember ini ada empat pasar yang menjadi sampel BPS. Tentu saya berharap masing-masing kabupaten dan kota akan melakukan intervensi operasi pasar di wilayahnya,” tegasnyi.
Sementara itu, Hendro Nugroho, salah seorang penerima bantuan bebas pokok pajak kendaraan bermotor 100 persen, mengaku senang dengan adanya bantuan tersebut. Setidaknya meringankan beban pekerjaannya sebagai pemilik mikrolet.
”Setelah BBM naik ini, memang sedikit ada penurunan penumpang. Jadi, adanya bantuan pajak ini kami merasa terbantu, meringankan beban kami,” katanya.
Senada dengan yang dikatakan Safa, warga Kaliwates, Jember, itu merasa senang dengan adanya pasar murah. Menurutnya, harga berbagai barang yang dijual, terutama bahan pokok, lebih murah daripada yang dijual di pasaran.
”Di sini harganya murah-murah. Tadi saya beli beras dan bawang putih,” ungkapnya. (*)