SURABAYA, HARIAN DISWAY -- Dari sembilan perusahaan daerah (PD) milik Pemkot Surabaya, hanya PDAM Surya Sembada yang punya kontribusi besar terhadap pendapatan asli daerah (PAD). Lainnya masih melempem. Termasuk PD Pasar Surya (PDPS) yang punya tumpukan masalah di masa lalu itu.
Sebetulnya, potensi PDPS sangat besar. Mengingat sebanyak 81 pasar yang dikelola. Namun, hingga kini hanya 67 yang beroperasi. Itu pun banyak yang tak terawat.
Sisanya, 14 pasar masih mangkrak. Salah satunya, Pasar Tunjungan yang berada di jantung kota itu. Masih terlihat mangkrak. Padahal, harusnya pasar itu bisa menghidupkan setidaknya 100 stan.
BACA JUGA:Pasar Turi Baru Masih Sepi Setelah 800 Pedagang Membuka Stan
PDPS terseok-seok sejak lima tahun lalu. Pada 2017, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) membekukan rekening PDPS. Sebab, tunggakan pajak yang tidak dibayar selama 10 tahun.
Persoalan itu pun beruntut. Uang penyertaan modal pemkot di rekening harus tertahan. PDPS pun jadi utang ke kontraktor. Setahun setelah kasus itu mencuat, Plt Dirut PDPS Bambang Parikesit tersandung kasus korupsi.
Kasus itu juga membuka tabir utang PDPS yang lain. Yakni utang di Bank BRI senilai Rp 13,4 miliar. “Ini yang seharusnya menjadi fokus pekerjaan bagi direktur yang baru,” ujar Wakil Ketua DPRD Surabaya A.H Thony kepada Harian Disway, Jumat, 30 September 2022.
Politisi Partai Gerindra itu gemas setelah tahu program PDPS. Yakni Radio Pasar yang akan diluncurkan awal Oktober. Thony menilai program itu terlalu ngglambyar alias tidak sesuai misi PDPS.
Sebaiknya, sumber daya yang ada digunakan untuk hal lain. Terutama pembenahan manajemen dan tata kelola. Yakni untuk fokus melayani distribusi komoditas perdagangan.
Sehingga bisa kembali menjadi sumber PAD. Thony menyesalkan peluncuran radio tersebut. "Kalau mau bikin program harus riset dulu. Kalau kayak gini sama saja menghamburkan uang," tandasnya.
Ketimbang bikin radio, imbuh ya, lebih baik modal yang ada ditujukan untuk revitalisasi pasar-pasar yang mangkrak. Menciptakan terobosan baru yang langsung berdampak.
Di Pasar Tunjungan, misalnya, bisa dibangun hunian di lantai 2. Semacam kos atau penginapan. Baru diisi stan di lantai 1. Sehingga yang tinggal di hunian itu sekaligus menjadi konsumen utama pasar.
Atau juga dengan pemetaan lahan. Mendata total SDM dan luas lahan yang dimiliki. Lalu dialihkan untuk area penitipan kendaraan. "Kan sudah bisa untung. Dan kalau perusahaan harusnya bisa dengan modal yang lebih besar," ungkapnya.
Thony mengatakan, PDPS memang menjadi salah satu PD yang paling melempem. Sebanyak lima kali proses rekrutmen jajaran direksi, hampir tidak ada sesuatu yang bikin kemajuan.
"Mundur terus. Ini bukan soal modal saja. Tapi, saya kira karena salah pilih orang," lanjutnya. Bahwa ada kecenderungan PD di Kota Surabaya dijadikan konsesi untuk tim sukses politik. Sehingga pemilihannya berdasarkan hal-hal yang primordial.