Setibanya di kamar, saya mandi ekspres dan berlari kecil menuju lift. Di sana saya bertemu beberapa penggemar Westlife. Mereka kaget tahu saya belum menukar tiket. Kepanikan saya bertambah.
Saya memilih turun dari mobil. Saya naik ojek yang dilajukan dengan cepat menembus lautan pejalan kaki. Tampak ratusan orang berjalan kaki ke venue karena jalan macet total.
Padahal arus lalu lintas sudah direkayasa dan dibagi dua untuk kendaraan yang akan masuk SICC dan kendaraan umum. Dua teman saya dr Ratih Nursiana SpPD dan dr Dewi Ratih SpN, malah sampai duluan. Walhasil kami duduk berpencar karena saya datang belakangan.
Teman saya sejawat dr Ratih Nursiana SpPD (kiri) dan dr Dewi Ratih SpN yang sama-sama menonton idola meskipun tak bisa duduk bareng.
Di depan saya duduk Wali Kota Bogor Bima Arya bersama istri. Saya diapit serombongan anak muda dari Palembang yang menyukai Weslife sejak SMP. Di sebelahnya pasutri yang ingin bernostalgia.
Dave Moffatt tampil jadi opening act. Yang menarik ternyata dia pernah tinggal di Bandung lho. Ia sempat membuat video klip dengan latar belakang tempat wisata di Ciwidey, Ranca Upas, dan Kawah Putih.
Dave menyanyikan beberapa lagu The Moffats seperti Miss You Like Crazy. Di penghujung penampilan, ia membawakan single milik Shane, Beautiful in White.
Panggung mulai memainkan lampu-lampu berwarna-warni mirip pelangi saat Weslife muncul berkostum putih bercak hitam. Mereka membuka konser dengan lagu Starlight.
Saya terpana. Ingin rasanya mencubit diri sendiri. Wow, idola saya selama 23 tahun ada di depan mata. Buat saya, mereka tampak seperti boneka Ken. Tetap enerjik di usia 40-an.
Penonton termasuk saya yang menjadi penyanyi latar hampir di semua lagu. Kami terus bertepuk tangan sambil melihat Westlife bernyanyi dan menari.
Tanpa Brian lagi, keempatnya banyak berinteraksi dengan penonton festival. Nicky meminjam handphone seorang penonton dan selfie. Shane meminjam boneka Chimmy alias Jimin. Memangkunya dengan mesra dan membiarkan penonton mengabadikan momen ini. Gemas melihatnya.
Kian dan Mark tampak beberapa kali berinteraksi dengan penonton di pinggir panggung dengan mengajak ngobrol atau bersalaman.
Saat berkumpul berempat di tengah panggung, Nicky meminta topeng wajah masing-masing yang dibawa penonton untuk dipasang ke wajah mereka. Saat itu Nicky meminta penonton mengabadikan momen ini dan mengunggah fotonya di Instagram sebagai bukti kami menonton konser Westlife.
Saat berkumpul berempat di tengah panggung, Nicky Byrne meminta topeng wajah masing-masing yang dibawa penonton untuk dipasang ke wajah mereka.
Sayang tidak ada satu pun penonton yang diajak naik ke panggung. Padahal saya rela banget lho. Hahaha.
Westlife memuaskan saya dengan sederetan lagu-lagu dari album era 1990–2000. Seperti My Love, Flying Without Wings, If I Let You Go, Fool Again. Termasuk menyanyikan medley lagu ABBA seperti I Have a Dream, Dancing Queen, dan Thank you for the Music.
Saya dan penonton lain menjadi penyanyi latar hampir di semua lagu. Terus bertepuk tangan sambil melihat mereka bernyanyi dan menari.
Tiba-tiba Shane meminta kami menyalakan senter handphone saat encore lagu You Raised Me Up. Saat itulah saya menyaksikan pemandangan indah berupa kerlipan lampu-lampu. Eh di tengah-tengah itu, ada yang membuat saya tersenyum kecil. Sebab terselip army bomb di antara penonton.
Sepanjang konser, vokal Mark, Shane, Kian, dan Nicky terjaga baik. Tetap merdu. Gerakan mereka cukup enerjik. Mereka rajin berpindah ke sepanjang sisi panggung. Memberi kesempatan penonton untuk melihat lebih jelas.