SELAMA 5 tahun memimpin Jakarta, telah banyak legacy yang dihasilkan Anies Baswedan. Baik bersama Sandiaga Uno maupun sebagai Ahmad Riza Patria. Pertama, meringankan biaya hidup. Upaya yang dilakukan pertama adalah mengurangi biaya transportasi. Sejak ada Jak Lingko, biaya tranportasi di Jakarta lebih murah dan terintegrasi. Lalu ada Jakgrosir yang meringankan beban warga di Kepulauan Seribu.
-- Grafis: Annisa Salsabila-Harian Disway
Kedua, menjadikan hunian itu sebagai hak dasar. Untuk tanah dan bangunan Rp 2 miliar ke bawah PBB-nya nol. Saat ini 85 persen rumah di Jakarta bebas PBB. Bagi Anies, kenaikan harga PBB di Jakarta selama ini seolah-olah menjadi cara untuk memindahkan rakyat berekonomi lemah keluar Jakarta dan mereka yang berekonomi kuat memasuki Jakarta. Untuk tanah dan bangunan yang NJOP-nya di atas Rp 2 miliar, 60 m2 pertama menjadi faktor pengurang pluas ada diskon.
-- Grafis: Annisa Salsabila-Harian Disway
Ketiga, menjadikan Jakarta kota bagi semua. Tempat ibadah semua agama mendapat bantuan operasional dari Pemprov. Termasuk pengurus tempat ibadahnya. Kemudian, ruang publik untuk semuanya. Semua trotoar baru, siap untuk kaum disabilitas. Lalu, trotoar-trotoar itu juga bisa dipakai untuk seluruh kegiatan.
-- Grafis: Annisa Salsabila-Harian Disway
Keempat, menjadikan Jakarta kota yang memukau bagi dunia. Salah satunya menyelenggarakan balapan mobil listrik Formula E. Kemudian, membangun fasilitas yang kelas dunia mulai dari perpustakaannya kelas dunia, Pusat kegiatan kebudayaan dan keseniannya kelas dunia serta stadionnya kelas dunia. Jalan-jalan di Jakarta dibangun dengan konsep complete street. Ada jalur untuk pejalan kaki, ada jalur untuk pesepeda, ada jalur untuk kendaraan pribadi, ada jalur untuk kendaraan umum.
-- Grafis: Annisa Salsabila-Harian Disway
Kelima adalah Jakarta sebagai kota yang lestari. Kota yang lestari itu artinya adalah kota yang ramah lingkungan. Kota yang warganya mulai menyadari tentang pentingnya menjaga lingkungan. Adanya bus listrik, membangun sekolah net zero, dan membangun lebih dari 400 taman. Dan tamannya itu diubah konsepnya dari garden menjadi park. Kalau garden itu untuk tontonan, kalau park itu untuk bermain. Kemudian, untuk mengantisipasi musim hujan dibangun ruang limpah sungai. Hanya ada tiga negara yang melakukan, Belanda, Singapura, dan sekarang Jakarta.
--Grafis: Annisa Salsabila-Harian Disway