WASHINGTON, HARIAN DISWAY - Tidak hanya Pemilihan Presiden, Pemilu Mid-Term atau Pemilu Sela di Amerika Serikat juga tidak kalah populer. AS menggelar Pemilu Mid-Term pada hari Selasa, 8 November 2022 kemarin. Pemilu ini diadakan setiap dua tahun sekali dan di pertengahan masa jabatan Presiden.
Pemilu Mid-Term adalah pemilihan untuk menentukan anggota kongres atau parlemen. Uniknya, pemilu dilakukan setiap hari Selasa pada pekan pertama bulan November pada tahun genap. AS menggunakan sistem bikameral atau dua lembaga sebagai badan legislatifnya yang terdiri dari majelis tinggi yang disebut Senat dan majelis rendah yang disebut House of Representatives (HOR) atau DPR. Masa jabatan Senat adalah enam tahun yang dapat dipilih kembali tanpa batasan periode. Sedangkan masa jabatan House of Representatives adalah dua tahun. Pada Pemilu Mid-Term kali ini, ada 100 kursi Senat dan 435 kursi DPR yang diperebutkan. Masing-masing negara bagian akan memiliki dua orang wakil di Senat. Namun, jumlah perwakilan negara bagian di DPR tergantung proporsi jumlah masyarakatnya. Pemilu ini seringkali disebut sebagai bentuk evaluasi bagi presiden petahana. Jika kinerja presiden tersebut dinilai buruk kemudian mengakibatkan turunnya tingkat kepercayaan masyarakat, maka partai lawan bisa saja comeback dengan mendominasi kursi parlemen. Namun, tidak menutup kemungkinan jika hal sebaliknya akan terjadi. Partai presiden akan lebih mendominasi parlemen jika tingkat kepercayaan masyarakat terhadap presiden meningkat. Meskipun, secara historis hal ini sangat langka terjadi di AS. Saat ini, tingkat kepercayaan warga Amerika Serikat terhadap Presiden Joe Biden terus menurun, mungkin saja Partai Demokrat akan kehilangan kursi di DPR. Sebagaimana dalam survei yang telah dilakukan oleh Universitas Quinnipiac: hanya 36 persen warga AS yang puas dengan kinerjanya. Hasil dari Pemilu Mid-Term ini dapat mempengaruhi kekuasaan presiden jika partai lawan benar-benar mendominasi parlemen. Pasalnya, jika Partai Republik merebut dominasi kongres, maka mereka akan dengan mudah menggagalkan pelbagai kebijakan yang akan dibuat oleh Biden. Serta Partai Republik juga akan menguasai Komisi Penyelidikan, sehingga dapat menghentikan penyelidikan yang sedang berlangsung atau meluncurkan penyelidikan baru. Sekalipun penyelidikan tersebut memiliki maksud untuk melancarkan kepentingan kelompok konservatif. Mantan Presiden AS Donald J. Trump juga memberikan isyarat bahwa dirinya akan kembali maju dalam Pilpres 2024 mendatang. “Dan sekarang untuk membuat negara kita sukses dan aman dan mulia, saya akan sangat, sangat, sangat mungkin melakukannya lagi, oke?”, Ucap Presiden ke-45 AS itu di hadapan para pendukungnya. Kinerja anggota parlemen dari Partai Republik juga akan mempengaruhi kemenangan Trump dalam Pilpres 2 tahun mendatang. Sebab, kinerja baik mereka akan meningkatkan tingkat kepercayaan publik terhadap Partai Republik yang juga akan berdampak pada elektabilitas Trump nantinya. Hingga saat ini, perhitungan sementara menunjukkan Partai Republik unggul atas Partai Demokrat dalam perebutan kursi DPR. Sedangkan dalam perebutan kursi Senat, kedua partai tersebut tengah imbang di angka 48 kursi sementara memperebutkan empat kursi sisanya. (Dimas Septo Nugroho)