Karen’s Diner, Resto Unik dengan Pelayanan Kasar yang Akan Buka di Jakarta

Rabu 16-11-2022,11:24 WIB
Reporter : Retna christa

Resto burger yang berbasis di Australia, Karen’s Diner, akan buka di Jakarta. Namun, hal itu menimbulkan polemik di kalangan netizen. Karena resto itu punya konsep yang sangat unik. Yakni, pelayannya super kasar. Mereka suka memaki-maki pelanggan. Yakin konsep ini diterapkan di Indonesia?


BURGER dan kentang di Karen's Diner mendapat review bagus dari pengunjung.-Karen's Diner Official-

KAREN’S DINER adalah jaringan restoran yang terbilang baru. Didirikan oleh Aden Levin dan James Farrell di Sydney pada Oktober 2021. Awalnya, ia hanya dirancang sebagai restoran pop-up di World Square. Namun, konsepnya yang unik malah membuatnya sangat populer di media sosial. Terutama TikTok.

Yang sangat khas dari Karen’s Diner adalah pelayanannya yang sangat kasar. Slogan mereka adalah Good Burger, Rude Service. Atau burger enak, pelayanan kasar.  

So, jangan berharap customer diperlakukan bak raja di sini. Para staf justru ditugaskan untuk memaki-maki pelanggan. Sengak, sengit, mencureng, hingga sarkas, adalah standar operasional yang dijalankan. Bahkan, tak jarang mereka memberikan menu atau bill dengan melemparnya ke meja.

Karena konsep unik itu, Karen’s Diner malah laris manis. Banyak pelanggan yang ingin mencoba sensasi dimaki-maki oleh pelayan. Apalagi, mereka juga diperbolehkan untuk membalas perlakuan kasar staf restoran. Boleh membentak balik, boleh menanggapi makiannya dengan candaan. Bahkan boleh mengacungkan jari tengah.

Alhasil, Karen’s Diner cepat berekspansi. Kini, mereka sudah punya 15 resto di beberapa kota di AS, Australia, Selandia Baru, dan Inggris. Dan bulan depan, di Jakarta.

Persona Karen

Aden Levin bercerita, ide membuat Karen’s Diner muncul ketika ada video TikTok yang viral. Seorang perempuan paro baya mengamuk di sebuah coffee shop di Melbourne. Dia berteriak, ’’Aku kepingin bertemu manajer!’’

Perempuan itu sangat mewakili persona ’’Karen’’. Nama populer yang sering dijadikan meme. Untuk menggambarkan cewek yang pemarah, kasar, dan nyebelin banget. ’’Kami ingin menciptakan pengalaman bersantap yang fun, unik, yang mencerminkan persona si Karen ini. Sebuah tempat yang menawarkan pelayanan kasar,’’ jelas Levin, dalam wawancara dengan Newsweek.


OTAK di belakang Karen’s Diner, Aden Levin (kiri) dan James Farrell. -newsweek-

Ia ingin restonya menjadi antitesis dari TGI-Fridays. Jaringan resto populer yang memanjakan pelanggan dengan servis terbaik.

’’Alih-alih staf yang menyambut pelanggan dengan tamburin, yang mengucapkan selamat ulang tahun, dan selalu tersenyum, kami ingin kebalikannya,’’ jelas Levin. ’’Kami ingin staf menggelitik saraf marahmu, melemparkan menu ke arahmu, mengata-ngataimu sambil mencatat pesanan, dan menyuruhmu membersihkan meja sendiri,’’ paparnya.

Menurut Levin, sebagian besar pelayan di Karen’s Diner adalah aktor. Artinya, mereka tidak jutek beneran. Mereka sengaja dilatih untuk bersikap kasar. Meskipun, ia tidak menampik, memang ada staf yang memang kasar dari sononya. Itu karena mereka muak diperlakukan dengan buruk oleh pelanggan di resto-resto sebelumnya. Mereka melamar kerja di Karen’s Diner untuk melampiaskan kekesalan.


CEMBERUT, seorang staf mencatat pesanan pelanggan di Karen’s Diner cabang Sydney. Pelanggan harus memiliki mental baja dan tidak baperan. -Karen's Diner Official-

Tentunya, mereka tidak boleh sembarang memaki pelanggan. Banyak aturan dan batasan yang haram diterjang. Staf, misalnya, dilarang keras membuat lelucon atau makian berbau rasis, seksis, dan homofobia. Mereka juga dilarang mengucapkan kata-kata kotor. Anak-anak di bawah 16 tahun harus ditemani orang dewasa.

’’Ada konsepsi yang keliru soal Karen’s Diner. Ini bukan tempat di mana Anda akan dilecehkan, atau Anda bisa melecehkan staf,’’ kata Levin.

’’Ini adalah tempat di mana Anda dan staf saling beradu kata-kata dalam level humor yang setara. Kami tidak merendahkan pelanggan. Staf mendapat training yang cukup, dan ada banyak kebijakan untuk mencegah pelanggan tersinggung,’’ paparnya.  

Tidak Merendahkan

Ini tidak boleh, itu tidak boleh. Lalu pelayanan kasar seperti apa yang diberikan di Karen’s Diner? Merujuk pengalaman beberapa pelanggan, staf memang kasar dan sengak. Tapi sama sekali tidak merendahkan. Misalnya ketika YouTuber Inggris Eddie Hall berkunjung ke resto cabang Manchester.

Begitu datang, Hall sudah disemprot. Gara-gara tiba 10 menit lebih awal dari reservasi. ’’Ini bukan resto nenekmu, di mana kamu bisa datang kapan saja,’’ kata pelayan dengan galak. ’’Sekarang, kamu berdiri di pojok sana, dan merenungkan perbuatanmu,’’ perintah si pelayan.

Tak lama ’’disetrap’’, Hall akhirnya disuruh duduk. ’’Yakin kamu cukup duduk di sini?’’ Seorang pelayan lain bertanya, melihat tubuh Hall yang sangat besar. Ia adalah mantan petinju kelas berat. ’’Cukup kok, nih lihat,’’ Hall menjawab setengah mengejek. Sambil cemberut, staf melemparkan lembar menu ke arahnya.


EDDIE HALL (kanan) diomeli pegawai Karen's Diner ketika berkunjung ke cabang Manchester.-Eddie Hall YouTube-

Hall memesan pizza, burger, kentang, dan Sprite. Makanannya memuaskan. Sesuai janji, burger mereka lezat.

Di tengah-tengah makan, para staf mengadakan game. Yakni, memilih para pengunjung yang pakaiannya paling buruk. ’’Ayo, tunjukkan selera fashion kalian yang butut itu,’’ kata seorang staf. Hall terpilih sebagai pengunjung berpakaian terburuk. ’’Terus, aku dapat apa nih?’’ Ia bertanya. ’’Enggak dapet apa-apa. Sana balik ke meja, dan habiskan makananmu!’’

Terkikik-kikik, Hall duduk. Kembali menghadapi burgernya. Ah, burgernya memang enak banget. Ada yang kepingin mencicipi sensasi dimarahi pelayan Karen’s Diner? Tunggu Desember nanti, ya. (*)

Kategori :