JAKARTA, HARIAN DISWAY - UNI Eropa menggugat Indonesia ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) gara-gara penghentian ekspor bijih nikel.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, larangan itu memang bakal berdampak besar ke Industri Eropa. Banyak yang butuh nikel mentah untuk produksi mereka. "Kalau ada negara lain yang gugat itu haknya negara lain karena terganggu. Kenapa si Uni Eropa ini gugat karena industrinya banyak di sana. Nah kalau kita kerjain (hilirisasi nikel) di sini artinya di sana ada pengangguran ada pabrik industri tutup. Tapi negara kita ingin jadi negara maju dan buka lapangan kerja," kata Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Investasi Tahun, Rabu 11 November 2022. BACA JUGA: Indonesia Sebaiknya Abaikan WTOSmelter nikel di Indonesia Morowali Industrial Park-Foto: Dokumentsi Indonesia-Morowali Industrial Park- Indonesia tidak akan mundur dalam upaya hilirisasi itu. Sudah terlalu lama negara menjual barang mentah dengan harga mudah. Produk nikel yang sudah diolah dibeli Indonesia lagi. Hal ini yang membuat kerang perdagangan timpang. "Kalau di gugat takut, mundur gak jadi, ya gak akan jadi negara maju. Saya sampaikan ke menteri terus, terus tidak boleh berhenti tidak berhenti di nikel tapi yang lain," lanjut Jokowi. Nilai ekspor nikel mengalami loncatan yang signifikan. Pada 2017-2018, Indonesia menjual USD 1,1 miliar atau sekitar Rp 19 - 20 triliun. Tahun 2021 angkanya melejitjadi USD 20,8 miliar atau Rp 326 triliun. "18 kali lipat kita hitung nilai tambahnya," ucap Jokowi.
Ilustrasi: Nikel-nikel.co.id- Apa itu nikel dan manfaatnya? Nikel adalah senyawa kimia yang dibutuhkan untuk campuran bahan baku industri. Ketika nikel dilebur dengan besi, maka struktur logamnya jadi tidak keras. Sehingga ketika dibenturkan tidak mudah retak atau patah. Saat ini nikel digunakan 68 persen untuk baja tahan karat; 10 persen dalam paduan nonferrous; 9 persen dalam pelapisan listrik; 7 persen dalam baja paduan; 3 persen di pengecoran; dan 4 persen digunakan dalam penggunaan lainnya (termasuk baterai). Serba-serbi Nikel: Dibutuhkan Industri Otomotif. Di Eropa banyak perusahaan otomotif yang butuh nikel. Bahan itu dibutuhkan untuk pembuatan mesin kendaraan, velg ban, ruji, stir mobil, hingga casing kendaraan. Dengan campuran nikel, komponen otomotif bakal lebih mengkilap dan tidak mudah berkarat.. Dengan campuran nikel, membuat permukaan komponen otomotif lebih mengkilap. Hal itu sangat vital dalam produk otomotif. Dibutuhkan untuk Elektroplating. Proses elektroplating tak lain adalah penyepuhan, pelapisan logam satu ke logam lainnya menggunakan sistem aliran listrik. Itu bisa dilihat di lapisan panci penanak nasi atau teflon. Barang yang dilapisi dengan nikel tentu memiliki harga yang mahal ketimbang aluminium. Membentuk Logam Baru. Logam monel butuh nikel yang dikombinasikan dengan perak dan tembaga. Monel mirip dengan perak, tetapi jika terlalu lama dipakai, lapisan luarnya bisa mengelupas. Monel tidak mengalami karat, monel juga tidak berbau amis seperti pada tembaga. Karena itulah logam model biasa dipakai untuk perhiasan. Pembuatan uang koin. Koin membutuhkan nikel sebagai campurannya. Nikel mudah dibentuk dan lebih mengkilap. Dan yang paling penting, tidak berkarat. Untuk kawat listrik. Akan sangat berbahaya jika kawat listrik berkarat. Alirannya bisa memercikkan api dan membuat kebakaran. Karena itulah kombinasi baja dan nikel dianggap kombinasi pembuatan kawat listrik. Ketika kawat dilapisi karet kabel, proses oksidasinya menipis. Bahkan bisa sampai nol. Kombinasi itu membuat kabel bisa bertahan lebih dari 50 tahun. Katalis Kimia. Dalam industri, kecepatan menentukan tingkat produksi. Nikel dibutuhkan untuk mempercepat rekatan dan hasil reaksi kimia. Ketika katalis yang dicampuri nikel dimasukkan ke dalam larutan, maka zat katalis tersebut tidak ikutan bereaksi. Analoginya seperti memasak air menggunakan panci dan kompor gas. Jika ingin air cepat mendidih tentu apinya dibuat lebih besar. Tetapi, api tersebut tidak membuat air berbau gas atau berasa gas. Nah, posisi api dalam hal ini adalah katalis. Daerah Penghasil Nikel di Indonesia: Sorowako (Sulawesi Selatan) Gebe (Halmahera) Luwu Timur (Sulawesi Selatan) Morowali (Sulawesi Tengah) Pomalaa (Sulawesi Tenggara) Tapunopaka (Sulawesi Tenggara) Tanjung Buli (Halmahera) (*)