BAGI Natasha Oen, wanita dan pria harus setara. "Bahkan mesti bisa melebihi laki-laki. Kalau sebelumnya laki-laki di atas perempuan, sekarang zaman emansipasi. Tidak cuma jadi ibu rumah tangga, tapi bisa jadi apa saja. Intinya, wanita tidak boleh kalah oleh laki-laki," terang model senior tersebut.
Untuk itu, kata Natasha, "perempuan sekarang harus mempunyai value dan prinsip. Ia harus bisa menghargai diri sendiri, pandai, mandiri, mau berkembang dan terus belajar. Ia harus mampu melakukan hal-hal yang umumnya dilakukan kaum pria, dalam pekerjaan apa pun. Bahkan, harus berusaha untuk bisa melebihi mereka."
Namun, agaknya juga kerap terjadi salah kaprah. Kita sering melihat meme pasemon di media sosial yang isinya meminta perempuan untuk angkat-angkat galon dan naik ke atap rumah untuk memperbaiki genting yang bocor, bila menginginkan persamaan dengan laki-laki.
Padahal, yang dimaksud Natasha belum tentu begitu. Ia menginginkan para perempuan untuk meluaskan pengetahuan serta kemampuannya dan sedikit demi sedikit menghapuskan budaya patriarki yang masih banyak mengekang perempuan Indonesia sampai sekarang.
Sebab, Natasha yakin, dengan tanpa mengesampingkan kodratnya sebagai istri dan ibu, perempuan juga bisa berkarya sesuai dengan passion dan tuntutan zaman.
Sebagaimana diakui Mao Zedong, "妇女能顶半边天" (fù nǚ néng dǐng bàn biān tiān): wanita bisa mengangkat separo langit.
Apalagi kalau bisa bekerja sama dengan baik dengan laki-laki, seluruh langit pasti bisa diangkat. Inilah gunanya kolaborasi yang tidak membeda-bedakan dan membebaskan siapapun untuk memainkan peran masing-masing sebesar mungkin.
Intinya, seperti ditegaskan pepatah klasik, "倾国倾城" (qīng guó qīng chéng): wanita bisa menjadi agen perubahan bagi suatu bangsa. (*)