KPK Juluki Rafael: Pola Silatnya Canggih

Selasa 07-03-2023,04:40 WIB
Oleh: Djono W. Oesman

Meski Pahala menganalogikan Rafael sebagai ”pola silatnya canggih”, bisa disimpulkan, sebenarnya Rafael terpeleset. Tidak hanya terpeleset karena ulah anaknya, Mario Dandy Satrio, secara brutal menganiaya David, 17. Tidak cuma itu. 

Tapi, saat Rafael diperiksa delapan setengah jam di kantor pusat KPK Jakarta, 1 Maret 2023, ia terpeleset.

Kesimpulan Rafael terpeleset bersumber dari cerita Pahala. Menceritakan saat Rafael diperiksa tim penyidik KPK, saat itu.

Pahala: ”Waktu kami periksa, ia baik banget. Baik banget, dan menurut gue, ia pede banget.”

Dilanjut: ”Semuanya dilaporin. Ini gue sekarang nih, ngecek ke semua jaringan yang kita punya. Ternyata semua harta sudah dilaporkan (ke LHKPN). Pede nggak lu kayak gitu? Pede ia. Kalau ada uang belum dilaporkan, sebangsa Harley-Davidson, ya kecil-kecillah. Lu mau lapor sekarang? Gue laporin. Tapi, kan HD-nya bodong, apa yang mau dilaporin?”

Maksudnya, motor mewah Harley-Davidson milik Rafael yang sering dipamerkan Mario di medsos adalah bodong alias tanpa surat-surat dokumen kepemilikan. Dan, motor HD tidak pernah dicegat tilang polisi meski tanpa dokumen. Begitu rusaknya sistem kemasyarakatan.

Bisa disimpulkan, justru dengan ke-pede-an Rafael saat diperiksa KPK itulah mengherankan penyidik KPK. Umumnya orang diperiksa KPK sebagai target calon tersangka pasti grogi. Tapi, Rafael justru pede.

Karena, ya… itu tadi. Kata Pahala, ”pola silatnya canggih”. Itu pula yang membikin para penyidik KPK makin kepo. Semakin getol menyelidik. Akhirnya ditemukan ada permainan nomine. Ini kecanggihannya.

Nomine adalah teknik pencucian uang. Intinya, orang membeli sesuatu atau menyimpan uang atas nama orang lain yang bukan keluarga atau kerabat. Sepintas tidak logis. Dari un-logic itulah diduga, ada suatu kejahatan yang disembunyikan. Nomine tidak hanya terjadi di tindak pidana korupsi, tetapi juga dana terorisme dan uang hasil dagang narkoba.

Dikutip dari United Nation on Drugs and Crime (UNODC), pencucian uang adalah kejahatan teroganisasi, bukan pelaku tunggal. Gampangnya, pemrosesan uang hasil kejahatan disamarkan supaya kelihatan legal. Misalnya, pengedar narkoba membeli sebuah restoran dari uang hasil narkoba. Dengan begitu, uang hasil narkoba atau korupsi atau terorisme seolah legal. Didapat secara sah.

UNODC membagi teknik pencucian uang jadi tiga tahap yang berbeda. 

1) Penempatan. Memindahkan atau menempatkan dana dari asosiasi langsung dengan kejahatan. Contohnya, beli restoran itu.

Tahap itu merupakan awal masuknya uang hasil kejahatan ke dalam sistem keuangan. Tahap, tersebut bertujuan dua. Satu, membebaskan pelaku kejahatan dari memegang sejumlah besar uang tunai yang diperoleh secara ilegal. Dua, uang dimasukkan sistem keuangan yang sah. 

Selama tahap ini, pelaku rentan ditangkap. Karena menempatkan sejumlah besar uang tunai ke dalam sistem keuangan yang sah, secara mendadak banyak, bisa menimbulkan kecurigaan aparat.

2) Layering. Menyamarkan jejak untuk menggagalkan pengejaran.

Pelapisan, setelah tahap penempatan. Disebut juga ”penataan”. Ini tahap pencucian uang yang paling kompleks. Memindahkan dana ilegal secara internasional. Tujuannya, memisahkan uang haram dari sumbernya. 

Kategori :