SURABAYA, HARIAN DISWAY - Musik mendamaikan. Musik membebaskan. Peringatan Hari Musik Nasional di Surabaya berlangsung memukau. Serangkaian acara mewarnai peringatan pada Kamis, 9 Maret 2023.
Rangkaian dimulai dari makam WR Supratman di pagi hari, paduan suara dan tabur bunga adalah pembuka acara. Fokus acara dilaksanakan di Gedung Cak Durasim Surabaya. Mulai dari Diskusi Musik Membangun Bangsa, dilanjutkan dengan Parade Musik Anak & Disabilitas Indonesia. Hingga acara puncak bertajuk Drama Musik Bangunlah Jiwanya.
Acara puncak berlangsung mengesankan. Penampilan, kostum hingga dekorasi sangat memukau. Panggung yang dihias selayaknya perahu menambah dramatis jalannya pertunjukkan.
Dibuka oleh penampilan Kemuning Musik Indonesia Tionghoa Orchestra yang membawakan lagu Rek Ayo Rek. Mewah rasanya saat alunan musik memasuki gendang telinga.
Penampilan setelahnya tidak kalah menarik. Mulai dari teatrikal, tarian hingga akulturasi musik klasik dengan iringan gamelan. Penonton tak habisnya bertepuk tangan.
Ditengah acara, penonton dibuat kebingungan. Awalnya dianggap gimmick pertunjukan oleh penonton, nyatanya kekeliruan fatal.
Pasalnya, ketika pembawaan lagu Pemuda tidak ada vocal yang terdengar. Orchestra sudah memulai lagu pengiring, ketujuh wanita dari Higayon bernyanyi tanpa mikropon pada separuh awal lagu. "Miss komunikasi dengan panitia, but show must go on!" ujar Blessed Andini selaku koordinator penyanyi Higayon.
Perbedaan koreo saat hari-h dengan gladi menjadi pemicu. Blessed Andini menekankan pentingnya koordinasi dua arah untuk meminimalisir kesalahan.
Pada saat latihan, arah masuk ke panggung dari sebelah kanan. Namun saat acara berlangsung diubah menjadi arah kiri panggung. Hal ini yang menyebabkan penyanyi terlambat mendapatkan mikropon.
Dengan permasalahan yang ada, ketujuh penyanyi tetap bersikap profesional di atas panggung. Mereka tetap bernyanyi dengan hati, mencurahkan setiap tetes keringat saat latihan untuk pertunjukan utama.
Penonton terkagum dengan profesionalitas mereka. Tepukan tangan tidak habis diberikan saat mereka bernyanyi. Menjadi simbol penyemangat dari para penonton.
Hari Musik Nasional bukan sekadar peringatan, maknanya sangat dalam. Perkembangan musik Indonesia terangkum didalamnya. Dalam kejadian kali ini, menjadi pengingat untuk selalu berbenah. Berbenah untuk menghasilkan karya-karya yang maksimal. Panjang umur musik Indonesia. Sukses selalu untuk musisi bangsa dan seniman lainnya. (Rizky Ramadhan)