SURABAYA, HARIAN DISWAY - Komunitas Cindicat Universitas Trunojoyo Madura (UTM) punya karya berjudul Renjana. Film tersebut mengangkat isu pelecehan seksual yang terinspirasi dari banyaknya kasus yang terungkap semenjak pandemi.
"Terenyuh. Ceritanya bagus, menyadarkan orang untuk menghargai orang lain terlepas dari masa lalunya yang kelam," ungkap Pratama Aldo mahasiswa UTM usai menonton film tersebut.
Renjana merupakan film pendek bergenre drama fiksi penuh kisah haru. Film yang berdurasi 30 menit itu mengisahkan ibu dan anak yang terdiskriminasi karena latar belakang masa lalunya. Film tersebut beralur maju mundur. Cerita dibuka dengan diperlihatkan perempuan Pegawai Seks Komersial (PSK) yang lelah menjalani kehidupannya, berlatar tahun 2000. Setelah itu kisah melompat ke tahun 2017. Dikisahkan Anggraini hidup serba kekurangan sebagai seorang tukang cuci. Dia memiliki anak bernama Renjana 17 tahun, dia merupakan anak semata wayang Anggraini. Anggarini merelakan Renjana diasuh oleh saudaranya, Sri yang hidup berkecukupan. Sri merupakan ibu rumah tangga dan memiliki suami bapak Wana, seorang pengusaha, dan orang terpandang di masyarakat. Keluarga ibu Sri tidak memiliki keturunan karena Ibu Sri mengidap kanker serviks. Keluarga ibu Sri lah yang membiayai kebutuhan Renjana seperti uang saku dan sekolahnya. Renjana sangat dekat dengan ibu Sri, dia menganggap ibu Sri seperti ibu kandungnya sendiri. Pada potongan cerita selanjutnya, memperlihatkan perbedaan perlakuan masyarakat terhadap Anggraini dengan keluarga pak Wana. Pak Wana ayah angkat Renjana yang terkenal dermawan. Setiap ia menyelesaikan urusan proyek luar kota, ia selalu membagikan sembako kepada warga sekitar, ia sangat dihormati. Sedangkan Anggraini selalu diperlakukan sebagai perempuan rendahan. Masyarakat masih mengaggapnya sebagai seorang pelacur yang seolah layak direndahkan dan dilecehkan. Seperti pada potongan scene saat dia diperlakukan tidak senonoh oleh seorang pelanggan laundry. Anggraini dipaksa melayani nafsu bejat salah satu pelanggan laki-laki, seketika itu Anggraini marah dan menampar pelanggan tersebut. Syahdan, Ibu Sri meninggal karena kanker serviks yang dideritanya semakin parah. Time skip, cerita berlanjut pada tahun 2018. Sudah satu tahun Renjana hidup berdua bersama pak Wana. Pak Wana merupakan seorang sosok ayah yang sangat diidolakan oleh Renjana. Ia sering memberikan Renjana motivasi hidup, mendorong Renjana terus belajar untuk bisa menggapai cita-citanya. Pada potongan kisah selanjutnya diperlihatkan Renjana beberapa kali dilecehkan Pak Wana. Dia dicium dan dipeluk oleh pak Wana tidak selayaknya perlakuan bapak dan anak. Namun, Renjana tidak merasa hal itu merupakan tindakan diluar batas. Hingga pada suatu malam kala Renjana terbangun dari tidur, Renjana dipanggil pak Wana untuk duduk disebelahnya. Pada scene tersebut memperlihatkan Pak Wana memberikan motivasi Renjana untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, dan semua biaya ditanggung olehnya. Lalu tiba-tiba pak Wana memeluk Renjana lantas mencium bibirnya. Renjana terkejut, seketika itu dia berusaha melepas peluk pak Wana lalu dia berlari menuju kamar. Sepanjang malam Renjana terjaga memikirkan tindakan ayah angkatnya tersebut.
Potongan scene Renjana Karya Cindicat UTM--Cindicat.dok