SURABAYA, HARIAN DISWAY - Usai Rachmat Irianto, pesepakbola, menjalani sidang artikel pada Selasa, 18 April 2023 di Gedung U4 Lantai 2 Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK) Universitas Negeri Surabaya, ia langsung mendapat beasiswa pendidikan S2 dan S3. Bahkan tawaran menjadi dosen di FIKK UNESA.
Pria kelahiran Surabaya, 3 September 1999 ini telah bergabung ke beberapa tim sepak bola ternama di Indonesia. Pada 2017, Rachmat Irianto tergabung di klub Persebaya Surabaya dan Timnas Indonesia U-19. Dan saat ini, Rian berada di tim Persib Bandung sebagai Bek. Perjalanan karier Rian dalam dunia sepak bola memiliki banyak perkembangan berkat latihan rutin yang didapat.
Di tengah kesibukannya sebagai pemain sepak bola, Rian menempuh jenjang S1 Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi di Universitas Negeri Surabaya sejak 2018 dan kini berhasil menuntaskannya. Melalui sidang yang ia jalani hari ini, Rian mempresentasikan topik tentang profil dirinya dalam proses pencapaian prestasi. Alasan Rian mengangkat topik tersebut karena ingin memotivasi rekan dan adik-adiknya untuk tertarik menjadi atlet profesional.
Suasana Sidang Artikel Rachmat Irianto di Gedung FIKK UNESA, Wakil Ketua Umum PSSI hadir melalui online menjadi penguji-Haikal Ismail- Ini merupakan sidang yang cukup menegangkan karena Prof. Dr. Zainudin Amali, M.Si. sebagai Wakil Ketua Umum PSSI menjadi penguji yang berhadapan dengan Rian. Beliau bergabung secara online melalui Zoom Meeting , namun tetap memberikan pertanyaan dan masukan untuk sang pemain bek Persib. Selain itu ada tiga penguji yang juga tergabung secara langsung di ruang sidang yakni Prof. Dr. Nurhasan, M. Kes. selaku Rektor UNESA, Prof. Dr. Sujarwanto, M. Pd. sebagai Wakil Rektor ke-4 dan Dr. Dwi Cahyo Kartiko, M. Kes. selaku Dosen UNESA.
Sebelum sidang dimulai, dosen penguji dan rekan media yang hadir sempat mencairkan suasana ketegangan Rian. Memasuki waktu sidang pukul 12.30 WIB, suasana kembali tenang dan mengalir seiring berjalannya waktu. Rian memberikan presentasi serta jawaban atas pertanyaan dari para penguji dengan baik.
Sama seperti mahasiswa lainnya, ia turut mencatat masukan dari penguji untuk dikembangkan dalam artikelnya menggunakan kertas dan bolpoin. Artikel Rian dinyatakan diterima pada pukul 13.26 WIB, tepuk tangan meriah diberikan untuk mengapresiasi perjuangan Rian. Dan sidang ditutup pada pukul 13.32 WIB.
Bejo Sugiantoro, ayah Rachmat Irianto hadir menyapa Zainuddin Amali, Wakil Ketua Umum PSSI yang menjadi penguji di sidang artikel anaknya-Haikal Ismail- Ketika pintu ruang sidang dibuka, buah hati Rian bernama Ahmad Syakir Muzaffar memanggil ayahnya dari luar ruangan. Bersamaan dengan kedatangan Bejo Sugiantoro selaku ayah dari Rian sekaligus mantan pemain Timnas dan asisten pelatih Persebaya Surabaya di Liga 1 Indonesia. Kehadiran Bejo dinanti oleh Zainudin Amali, akhirnya beliau sempat menyapa ayah dari Rian tersebut. Di persidangan, Rian sempat menyebut ayahnya yang sangat berpengaruh dalam pencapaiannya. Sejak umur 10 tahun, Rian diajarkan untuk mencuci bajunya sendiri dan diberi nasehat oleh ayahnya bahwa tidak semua tempat beristirahat pemain nantinya ada mesin cuci, jadi harus belajar mencuci baju sendiri.
“Hasil sidang artikel Rachmat Irianto luar biasa. Rian menunjukkan bahwa menjadi atlet profesional diperlukan perjuangan, ketangguhan dan kedisiplinan dalam menitih karir. Kami telah siapkan beasiswa S2, S3 dan nantinya rencana S2 Menteri Senior Olahraga siap menjadi pembimbing. Kami bertiga mendukung bahkan ketika Rian selesai S2, bisa jadi dosen disini, “ tutur Rektor UNESA setelah selesai menguji Rachmat Irianto.
Potret Rachmat Irianto berbagi kisah tentang sidang skripsinya yang memakan waktu cukup lama. -Haikal Ismail-
Rian pun membagikan kisahnya kepada rekan media, bahwa pengerjaan artikel ini memakan waktu cukup lama karena ia fokus ke sepak bola. Kendala yang didapati saat mengerjakan itu berpikir, ditulis, dihapus lagi dan hal itu terjadi berulang.
Hasil rundingannya dengan dosen pembimbing, membuatnya semakin yakin untuk mengangkat topik tersebut ke dalam artikel. Bahkan setelah sidang, Rian memberikan pernyataan yang cukup menarik bahwa menurutnya lebih susah sidang skripsi daripada menjaga bek lawan.
Dan atas prestasi yang telah ia raih selama ini, Rian mendapat beasiswa untuk melanjutkan studi, bahkan diperkenankan menjadi Dosen Sepak Bola setelah lulus dari S2 nya. “Karena saya diberi kesempatan untuk melanjutkan pendidikan, maka saya akan maksimalkan sebaik mungkin, “ ucap Rian menanggapi tentang bonus pendidikannya. Dan goals setelah sidang ini, Rian akan fokus ke sepak bola dan berlibur.
Tak hanya sosok orang tua yang mendampingi Rian menempuh pendidikannya, Siti Qonita Faiza, sang istri juga turut hadir mendampinginya. Qonita juga ikut menemani Rian mengikuti sidang dengan menunggunya di luar ruangan sidang. Saat Qonita mendengar kabar baik tentang kesempatan yang didapat suaminya, ia turut senang dan mendukung. “Harapan saya semoga kedepannya mas Rian lebih rajin lagi dan bisa melanjutkan ke tahap selanjutnya. Kalau memang rezekinya menjadi dosen, saya dukung apapun yang terbaik, “ tutur Qonita. (Jessica Laurent)