Berhentinya layanan bus Selawat pada 6-13 Zulhijah menandai sudah dekatnya puncak ibadah haji. Segala persiapan dilakukan untuk melaksanakan ibadah di Arafahm Muzdalifah, dan Mina. Berikut catatan Pamuji Setyawan dari Biro Haji dan Umrah Dewangga cabang Ngawi, langsung dari Makkah
--Bus Selawat mulai ditarik untuk persiapan angkutan di puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina. Jamaah tidak dilarang jika ingin ke Masjidilharam. menggunakan angkutan lain. Namun diharapkan bisa melaksanakan salat di masjid terdekat atau musala hotel. Itulah pesan Ketua Kloter 44 Embarkasi Surabaya Agus Hadi Prabowo kepada para jemaah.
"Ibadah haji adalah ibadah yang banyak mengandalkan fisik. Karena itu jemaah Kami imbau untuk fokus menjaga kondisi. Sayang kalau nanti malah tidak fit ketika puncak ibadah yang ditunggu-tunggu," ujar Agus.
Ketua Kloter 44 Embarkasi Surabaya Agus Hadi Prabowo mengantarkan bubur kepada jemaah lansia. -Pamuji Setyawan-Dewangga-
Persiapan awal survei lokasi Armuzna (Arafah, Muzdalifah dan Mina) sudah dilakukan di awal. Kebetulan kloter saya, 44, mendapatkan maktab nomor 35. Sudah dilakukan sosialisasi kondisi maktab oleh ketua kloter kepada ketua rombongan dan ketua regu.
Mendekati puncak pelaksanaan ibadah haji yang akan dimulai dengan keberangkatan jemaah haji menuju Arafah pada 8 Zulhijah atau 26 Juni 2023, para petugas kloter makin intensif mempersiapkan jemaah.
Pembimbing ibadah ustad Imron Rosyadi memimpin kajian dan tanya jawab mengenai Armuzna. Tim kesehatan di antaranya dr Swastika Dyah P., dr Indah dibantu tim kesehatan Bambang Pudjiono dan Priono mendata kondisi terakhir jemaah dan memberikan layanan kesehatan semaksimal mungkin.
Di sela-sela persiapan kloter, saya pun berkesempatan melihat layanan untuk lansia. "Bagi lansia yang membutuhkan katering bubur pun kami siapkan.” Kata Agus Hadi Prabowo, ketua kloter sembari mengajak saya keliling mengantar katering bubur untuk beberapa lansia di lantai 10. “Alhamdulillah buburnya datang,” sambut teman sekamar jemaah lansia sembari membukakan pintu kamar.
Jemaah juga konsentrasi menyiapkan perbekalan dan juga mengistirahatkan diri. Total sekitar 5-6 hari jemaah akan tinggal di tenda-tenda maktab di Arafah dan Mina. Mulai dari berangkat ke Arafah pada 8 Zulhijah kemudian menginap semalam untuk besoknya (9 Zulhijah) persiapan wukuf di Arafah. Setelah itu sore harinya selepas Magrib jemaah bergerak ke Muzdalifah untuk mabit dan mengambil kerikil untuk lempar jumrah.
Padal 10 Zulhijah dini hari diperkirakan jemaah sudah sampai di maktab di Mina. Paginya menunggu jadwal melempar jumrah aqobah untuk selanjutnya tahallul awal untuk melepas larangan ihram. Pada 11 dan 12 Zulhijah, jemaah kembali melempar jumrah ula, wustho, dan aqobah. Bagi yang mengambil nafar awal melanjutkan dengan tawaf ifadoh di Masjidilharam. Untuk yang mengambil nafar tsani melanjutkan menginap di Mina sehari lagi untuk melempar jumrah kemudian dilanjutkan dengan tawaf ifadoh di Masjidilharam. (Bersambung)