Saka terlihat menjatuhkan bahunya sebelum melepaskan bola ke sudut kiri atas. Pemain sayap itu kesulitan untuk menahannya dan masih banyak lagi peran lainnya bergantung pada lawan siapa lawannya.
Semua orang tahu. Ben White bermain sebagai bek kanan musim lalu. Ia membangun koneksi yang baik dengan Saka di sektor sayap itu. Hal tersebut memberinya keberanian untuk berpikir tepat sasaran dan mampu kehilangan bola saat mencoba mewujudkan sesuatu.
Karena pengaruhnya, Saka sering kali dibombardir pemain lawan dan gelandang dalam upaya untuk membungkamnya. Saka ditempel kiri kanan. Ia juga diterjang muka belakang.
Memiliki Partey, yang punya kontrol bola dan kesadaran spasial yang baik, di bek kanan jelas membantu menghentikan serangan balik yang berkembang lebih jauh di sisi itu dan dengan cepat memenangkan kembali penguasaan bola ketika Saka digagalkan.
BACA JUGA:Para Pemain Timnas yang Bermain Impresif di Semifinal Piala AFF U-23 Thailand vs Indonesia
Melawan tim yang lebih tangguh, Arteta memiliki opsi untuk memasangkan Rice dan Partey di tengah, membawa Gabriel kembali sebagai bek tengah, dan menggeser White ke bek kanan.
Ada banyak persamaan yang bisa diterapkan untuk lini belakang Arsenal –yang diinginkan banyak tim lain. Arteta rupanya sudah belajar banyak dari realitas yang terjadi di musim lalu. Timnya praktis kehabisan bensin pada saat mereka membutuhkan sprint akhir untuk bertahan di puncak klasemen.
Menarik untuk dicermarti, apakah taktik seperti itu akan membantunya mengatasi kekurangan yang terjadi pada musim lalu. Dari dua laga terakhir, sepertinya taktik itu berhasil. Artinya, Saka akan makin menonjol sebagai andalannya di lini serang.