Duet Anies-Cak Imin Dideklarasikan, Kata Dahlan Iskan Hal Ini Bakal Terjadi...

Sabtu 02-09-2023,04:17 WIB
Reporter : Gunawan Sutanto
Editor : Gunawan Sutanto

HARIAN DISWAY - Deklarasi pasangan bakal calon presiden dan calon wakil presiden Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengagetkan banyak pihak. Berbagai analisa dan prediksi pun muncul.

Mantan Menteri BUMN yang juga pemenang konvensi Partai Demokrat 2014, Dahlan Iskan pun punya analisa terkait duet ini. Dahlan Iskan mengungkapkan, pemilihan Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, atau Gus Imin, tak lepas dari keinginan Anies Baswedan mencari sosok yang pemberani.

Kata Dahlan Iskan, sebenarnya pilihan Anies jatuh pada Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jatim. Berbagai utusan diminta menemui Khofifah. Tapi tidak ada yang berhasil. Apalagi setelah ada berita penggeledahan ruang kerja Khofifah.

Lalu, pilihan jatuh pada Mahfud MD. Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan. "Ahli hukum yang pemberani. Dari NU. Juga dari Jatim. Tapi Mahfud pagi-pagi sudah menyampaikan isyarat: tidak mau," tulis Dahlan Iskan melalui rubrik Catatan Dahlan Iskan.

Lantaran tak ada yang berani maju bersamanya, Anies lalu berseloroh: "ternyata salah satu kriteria calon wapres saya, haruslah pemberani".

Setelah ''tidak ada yang berani'' itu mulailah muncul nama Ketua Umum Partai Demokrat AHY. Mulailah ramai disuarakan: Anies akan memilih AHY. 

"Kalau toh kelak pasangan saya harus AHY itu karena beliaulah yang berani", ujar Anies seperti dikutip seorang wartawan yang hadir malam itu.

Partai Demokrat sendiri tahu Anies berada dalam posisi yang sulit. Maka hampir tidak ada pilihan lain kecuali AHY. Gambar Anies-AHY pun beredar luas.

Rupanya ada juga orang lain yang ternyata berani: Abdul Muhaimin Iskandar. Justru sebelum AHY ditetapkan sebagai pasangan.

"Begitu Muhaimin berani, tak pakai waktu lama. Partai Nasdem langsung mengumumkannya. Sampai Demokrat kelihatan kaget. Itu bisa terlihat dari siaran persnya kemarin pagi. Juga dari aksinya mencopot gambar Anies-AHY. Opini pun berspekulasi: akan ke mana Demokrat. Serba sulit," tulis Dahlan. 

Demokrat pun marah. Lalu mencabut dukungan ke Anies. Kata Dahlan, posisi sulit dihadapi Partai Demokrat. Dahlan dan Anies sendiri pernah menjadi peserta konvensi Partai Demokrat pada 2014.

"PDI-Perjuangan tidak mungkin karena hubungan buruk Mega-SBY begitu dalam. Ke Prabowo? Tidak mungkin punya arti," tulis Dahlan.

Tidak punya arti yang dimaksud adalah masuknya rombongan besar Golkar dan PAN ke koalisi Gerinda. Kelompok ini disebut Dahlan Iskan kuat sekali. Secara kursi di parlemen.

"Tambahan dari Demokrat tidak berarti apa-apa. Bahkan, PKB pun bisa tersisih. Setidaknya merasa tersisih. Muhaimin yang awalnya pede bakal digandeng Prabowo gigit jari. Sebelum bus besar masuk, PKB adalah segala-galanya. Prabowo bisa kehilangan kendaraan untuk nyapres kalau PKB ngambek," tulisnya.

Tapi setelah bus besar ke Prabowo, Muhaimin tidak punya nilai tawar lagi. "Muhaimin bukanlah politisi picisan. Otaknya lebih panjang dari ukuran tubuhnya," ujarnya.

Menurut Dahlan, Muhaimin pintar, ia tahu Anies lagi butuh kemenangan di Jatim. Anies yakin bisa menang di Jabar. Kalau Jatim bisa di tangan peluangnya sangat besar.

Dahlan juga menyindir, Muhaimin sepertinya tidak takut dipanggil aparat hukum soal kardus durian?

"Tentu Muhaimin sudah berhitung. Saksi kunci di kejadian itu sudah lama meninggal dunia. Yakni politisi dari Lumajang, Jatim itu. Begitu licin manuver Muhaimin. Dari satu koalisi ke koalisi yang lain," tulis Dahlan.

Menariknya, kata Dahlan, duet pasangan ini merupakan duet habib keturunan Ba Alawy berpasangan dengan Gus yang keturunan Wali Songo.

"Bisa jadi pasangan Anies-Muhaimin ini sekaligus akan mengakhiri debat tak berkesudahan antara keturunan Nabi Muhammad lewat Habib dari Ba Alawy dengan keturunan Nabi Muhammad lewat Gus keturunan Wali Songo," katanya.(*)

Komentar Lengkap Dahlan Iskan soal Duet Anies-Cak Imin Bisa Dibaca di Habib Gus

Kategori :