PENELITI DAN AKTUALISASI DIRI
Tidak semua dosen memiliki passion sebagai peneliti. Namun, semua dosen sesuai peraturan perundang-undangan diwajibkan untuk melakukan penelitian karena dosen disebut sebagai ilmuwan.
Tanggung jawab meneliti telah dituangkan dalam tridarma perguruan tinggi. Untuk melaksanakan tugas tersebut, ada sebagian dosen yang serius menekuni untuk meneliti secara terus-menerus untuk memberikan kontribusi keilmuan dan berguna bagi semua pihak.
Ada pula sebagian dosen yang biasa-biasa saja melakukan penelitian yang penting beban kerja dosen (BKD) terpenuhi dan kenaikan pangkat-jabatan berjalan terus. Kedua passion dosen tersebut ada pada semua PT di Indonesia.
Dosen yang secara terus-menerus melakukan penelitian dan mengikuti berbagai kompetisi serta kolaborasi biasanya selalu dan sering mengikuti program-program pendanaan penelitian secara kompetitif, baik yang bersumber dari dana internal PT maupun dari pihak eksternal PT.
Kalau diibaratkan dosen dengan salah satu tanggung jawab meneliti seperti seorang ibu yang ingin menyajikan masakan lezat dan bergizi untuk kebaikan keluarga, khususnya suami dan anak-anaknya, dan orang-orang yang akan mendapat sedekahnya, pasti disiapkan bahan-bahan masakan yang terbaik dan akan dimasak dengan baik pula untuk selanjutnya disajikan.
Pasti kenikmatan yang akan diperoleh. Masakan dari bahan terbaik dan dimasak dengan baik pula akan memberikan manfaat bagi siapa pun yang merasakan masakan tersebut.
Untuk memperoleh capaian tersebut, dipilihlah bahan ramuan masakan yang lengkap dan berkualitas seperti lauk, sayur, dan aneka bumbu, rempah-rempah, dan lain sebagainya untuk memperoleh hasil masakan yang bergizi dan lezat. Dengan demikian, diperoleh kepuasan yang maksimal.
Demikian pula para peneliti atau dosen ketika hendak memberikan kontribusi keilmuan kepada institusi, masyarakat, bangsa, dan negara, juga perlu dirancang persiapan yang matang sebagai sedekah dari ilmu yang dimiliki.
Salah satu persiapan yang dilakukan adalah meneliti secara berkelanjutan (selain mengajar, mendidik, dan mengabdi).
Untuk dapat melaksanakan penelitian dengan baik, dipilihlah program-program penelitian yang berkualitas tinggi yang hasilnya dapat dipublikasikan di jurnal-jurnal ilmiah dan dapat digunakan serta dirasakan masyarakat, termasuk dunia usaha-dunia industri melalui hilirisasi dan lain sebagainya.
Kepuasan yang telah didapatkan dari kegiatan penelitian itu sebagai aktualisasi diri secara keilmuan, mengacu pada teori Abraham Maslow, disebut sebagai kepuasan tertinggi melalui aktualisasi diri.
Seiring dengan tantangan ke depan menyongsong Indonesia Emas 2045, khususnya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat, perguruan tinggi wajib bersinergi dengan masyarakat.
Selain itu, perguruan tinggi harus melakukan identifikasi dan eksplorasi kebutuhan-kebutuhan yang berkembang di masyarakat dan dunia usaha-dunia industri agar keberadaan perguruan tinggi benar-benar dirasakan peran dan manfaatnya.
Untuk mencapai kemitraan tersebut, kolaborasi dalam berbagai bidang perlu ditingkatkan. Salah satunya melalui kolaborasi penelitian untuk membantu memecahkan persoalan yang ada di tengah masyarakat.
Itulah gambaran sebuah aktualisasi diri melalui peran para insan akademik perguruan tinggi yang penting secara terus-menerus disuarakan. (*)