AS Ogah Terlibat Rencana Balasan Israel, Kepala Staf AD Iran Merespon: Aksi Kami akan Lebih Besar Jika Ada Serangan Balasan

Selasa 16-04-2024,11:00 WIB
Reporter : Mochammad Alwi Hidayat
Editor : Taufiqur Rahman

HARIAN DISWAY -  Amerika Serikat (AS) dilaporkam enggan terlibat pada rencana serangan balasan yang akan dilakukan oleh Israel.

Keterangan tersebut disampaikan langsung oleh Presiden AS Joe Biden kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu, 14 April 2024. 

Kabinet perang Israel memang menggulirkan usulan untuk melancarkan balasan atas serangan Iran pada Israel sehari sebelumnya.

Kepala Staf Angkatan Darat Iran Mohammad Bagheri mengatakan bahwa  akan ada respon lebih besar jika ada serangan balasan dari Israel.

BACA JUGA:Penerbangan Komersial Terdampak Ketegangan Iran-Israel, Kemlu Minta Warga RI Tunda Perjalanan ke Timur Tengah

"Tanggapan kami akan jauh lebih besar dibandingkan aksi militer malam ini jika Israel membalas terhadap Iran," tutur Mohammad Bagheri pada stasiun televisi dilansir dari Reuters.

Selain itu, Teheran memperingatkan Washington melalui Swiss bahwa dukungan apa pun terhadap pembalasan Israel terhadap Iran akan berakibat pada AS.

"Operasi kami sudah selesai dan kami tidak punya niat untuk melanjutkannya," kata Bagheri.

BACA JUGA:PBB Komentari Serangan Iran ke Israel: Kawasan Timur Tengah Berpeluang di Ambang Kehancuran

Hal ini ia katakan merujuk adanya serangan balasan sekitar 300 drone dan rudal Iran ke Israel pada Sabtu malam, 13 April 2024 sebelumnya.

Serangan balasan Iran ini dilakukan dalam tujuan mempertahankan diri dan membalas serangan pemboman Israel terhadap konsulatnya di Ibu Kota Suriah pada 1 April lalu.

Respon ini diberikan oleh Iran untuk memperingatkan Israel dan AS jika akan merencanakan serangan balasan.

Israel tengah merencanakan serangan balasan ke Iran pada Minggu, 14 April 2024.

Namun, Amerika Serikat menyatakan tidak akan terlibat untuk melakukan serangan ke Iran.

"Kami percaya Israel mempunyai kebebasan bertindak untuk melindungi dan mempertahankan diri, di Suriah atau di tempat lain... Itu adalah kebijakan yang sudah lama ada dan masih berlaku, tapi kami tidak akan membayangkan diri kami berpartisipasi dalam hal seperti itu," terang seorang pejabat senior di pemerintahan AS.

Kategori :