IDAI Beberkan 10 Tantangan yang Dihadapi Anak Indonesia Masa Kini

Kamis 25-07-2024,18:18 WIB
Reporter : Davina Evelyn Adelia*)
Editor : Guruh Dimas Nugraha

Untuk tingkat imunisasi dapat dikatakan sudah cukup baik, meskipun masih dalam kondisi mengkhawatirkan pada keluarga miskin.

Tantangan terbesarnya dalam kesehatan anak dan remaja adalah penyalahgunaan zat. Sebesar 55,3 persen remaja laki-laki dengan rentang usia 15-19 mengonsumsi tembakau tiap hari.


Peringatan Hari Anak Nasional 2024 di Istora Papua Bangkit, Kota Jayapura-Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden-

BACA JUGA:Peringati Hari Anak Nasional, Pertamina Ajak Anak Indonesia Peduli Keberlanjutan Sejak Dini

4. Gizi anak dan remaja.

Dalam data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI), tren stunting tahun 2021-2022 memang mengalami penurunan. Namun, angka underweight masih mengalami kenaikan. Hal itu menandakan bahwa masih adanya tren kurang gizi di Indonesia.

Di balik penurunan tren stunting itu, masih diperlukan penurunan sebesar 3,8 persen per tahun untuk dapat mencapai target 14 persen pada tahun 2024.

5. Air, sanitasi, dan kebersihan.

Buang Air Besar Sembarangan (BABS) masih menjadi masalah penting di Indonesia. Sebanyak 60 persen penduduk DKI Jakarta memiliki akses kepada layanan sanitasi dasar. Sedangkan di Papua dengan akses yang sama hanya dimiliki oleh 30 persen penduduk.


Tema dan logo Hari Anak Nasional 2024. --KemenPPPA

BACA JUGA:Hari Anak Nasional 23 Juli: Sejarah, Makna dan Tema Tahun 2024

6. Pengembangan dan pengasuhan anak usia dini.

Saat ini, pemerintah telah memberikan subsidi sebagian biaya PAUD. Namun, masih banyak keluarga miskin yang tidak dapat menjangkaunya. 

Meskipun akses pendidikan sudah mengalami kemajuan, tapi masih terdapat kesenjangan pendapatan dan geografis. Maka, Ahmad menjelaskan bahwa aspek mutu dapat lebih diperhatikan kembali. "Untuk mendorong partisipasi dalam pendidikan dini, aspek mutu harus lebih diperhatikan,” ujar Ahmad.

7. Akses kepada pendidikan dasar dan menengah yang berkualitas.

Tingkat anak laki-laki dan perempuan yang dapat menuntaskan pendidikan dasar dan menengah mengalami peningkatan sejak 2015. Namun, sebanyak 4,2 juta anak tidak bersekolah. Terutama anak dari keluarga miskin dan wilayah perdesaan, serta anak dengan disabilitas.

Kategori :