SURABAYA, HARIAN DISWAY - Calon wakil gubernur (cawagub) nomor urut dua Emil Elestianto Dardak berkesempatan bertemu dengan para guru-guru yang menjadi pengurus wilayah (PW) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Jatim.
Pertemuan itu dilakukan di pondok pesantren (Ponpes) Amanatul Ummah, Surabaya. Saat itu, Emil tak ragu membeberkan sejumlah komitmennya untuk memajukan dunia pendidikan. Termasuk meningkatkan kesejahteraan para guru.
"Saya senang sekali bisa bersilaturahmi dengan Pergunu. Ini kesempatan untuk Pergunu mengenal lebih dalam mengenai apa yang telah Khofifah-Emil kerjakan selama lima tahun terakhir. Serta agenda-agenda besar untuk lima tahun ke depan," katanya.
BACA JUGA: Ini Komitmen Khofifah di Ponpes Nurul Wodim Probolinggo
Dalam pertemuan yang berlangsung pada Rabu 13 November 2024 itu, Emil menyempatkan diri berdiskusi dengan salah seorang guru terkait potensi penggunaan artificial intelligence (AI) di dunia pendidikan.
"Kita tadi membahas salah satunya penerapan AI untuk membantu guru menyiapkan materi ajar dengan waktu yang lebih efisien dan kualitas yang lebih baik," jelasnya. Menurutnya teknologi AI itulah realita yang harus dihadapi.
Semua dipermudah dengan kehadiran teknologi yang sangat canggih itu. Sehingga tenaga pengajar di sekolah swasta maupun negeri harus bisa menguasai teknologi ini. Agar dapat mempermudah proses belajar dan mengajar.
BACA JUGA: Khofifah: Zakat untuk Pelaku Usaha Ultra Mikro Harus Dilanjutkan
"Kita menyepakati tadi bahwa bagaimana konfigurasi antara guru-guru negeri dan swasta. Kita juga harus memiliki sistem yang bisa memberikan sekolah swasta kesempatan. Mereka harus dapat perhatian," katanya.
"Jadi bagaimana kita bisa mengintegrasikan keterbatasan kursi negeri dengan memberdayakan sekolah-sekolah swasta ini," tambahnya. "Dan tetap memberikan kesempatan pendidikan kepada masyarakat kita yang mungkin terkendala biaya," katanya.
Ini semua menjadi materi dan isu yang kita bahas, sangat konstruktif dan produktif, itu menjadi semangat bagi kami untuk lima tahun ke depan," lanjutnya. Emil kemudian bercerita soal minimnya keberadaan sekolah di wilayah pelosok.
BACA JUGA: TPP Khofifah-Emil soal Kejanggalan di Madura: Tuduhan Tidak Beralasan
Biasanya, hanya terdapat sekolah swasta di wilayah-wilayah di daerah tersebut. "Di pelosok kadang-kadang swasta sudah ada duluan. Sekolah negeri hampir jarang ada,” bebernya. Lalu apakah solusinya?
"Membangun sekolah lain yang kemudian akan berdampak negatif? Atau justru yang swasta ini yang kita berdayakan. Ini yang sebenarnya kita sudah rintis dengan biaya penunjang operasional penyelenggaraan pendidikan (BPOPP)," katanya.
"Diberikan ke sekolah swasta dengan program di atas," tambahnya. Menurutnya, ruang penyempurnaan dengan mengintegrasikan proses PPDB harus dilakukan. Misalnya dengan sekolah swasta, jadi aspek yang bisa dibenahi ke depan.