SURABAYA, HARIAN DISWAY - Gubernur Jatim terpilih Khofifah Indar Parawansa mengajak masyarakat untuk mewaspadai ancaman bencana Hidrometeorologis saat melakukan perjalanan maupun berwisata selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025.
Berdasarkan prakiraan dari BMKG, Jawa Timur kini memasuki musim hujan dengan puncaknya diperkirakan terjadi pada Februari 2025. Curah hujan sepanjang Desember 2024 hingga Januari 2025 berada pada kategori menengah hingga sangat tinggi. Yakni 201 hingga lebih dari 500 mm. Dengan sifat hujan yang normal hingga di atas normal.
“BMKG menyebut, Indonesia tengah dilanda La Nina. Situasi ini diperparah oleh berbagai dinamika atmosfer lain. Berpotensi meningkatkan intensitas hujan lebat di berbagai wilayah,” kata Khofifah, Senin 23 Desember 2024.
“Selain itu, kita juga menghadapi dampak dari bibit siklon yang menyebabkan angin kencang, gelombang tinggi, dan cuaca ekstrem lainnya,” tambah Menteri Sosial RI periode 2014-2018 itu.
BACA JUGA: H-3 Nataru, 835 Ribu Kendaraan Tinggalkan Jabotabek
Sejumlah daerah di Jawa Timur juga berpotensi mengalami bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, gelombang tinggi, serta banjir rob. Dia meminta, masyarakat yang merencanakan liburan akhir tahun bersama keluarga untuk lebih berhati-hati.
“Saya memahami bahwa libur akhir tahun adalah momen yang dinantikan untuk berkumpul bersama keluarga. Saya minta masyarakat untuk selalu mengutamakan keselamatan. Memantau prakiraan cuaca sebelum bepergian," kata perempuan asal Wonocolo, Surabaya ini.
Khofifah juga mengajak masyarakat untuk tidak memaksakan diri dalam merayakan natal dan tahun baru. Terlebih dengan cara yang tidak sehat seperti berhutang melalui pinjaman online (pinjol).
Dia menyarankan agar masyarakat tetap berhati-hati agar tidak terjebak jeratan pinjol ilegal. Menurutnya, aplikasi pinjol ilegal pasti memanfaatkan momen Nataru.
BACA JUGA: 100 Ribu Tiket Whoosh Terjual Selama Nataru, KCIC Siapkan Keamanan dan Kenyamanan Maksimal
“Nataru bukan tentang kemeriahan semata. Melainkan momentum untuk refleksi diri, atau muhasabah. Kita jadikan pergantian tahun sebagai waktu untuk introspeksi, mensyukuri apa yang sudah dicapai, dan membuat resolusi baru untuk 2025,” ungkapnya.
Khofifah juga mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Terutama memastikan saluran air tidak tersumbat untuk meminimalkan risiko banjir.
“Langkah kecil seperti gotong-royong membersihkan lingkungan dapat berdampak besar dalam mengurangi potensi bencana. Mari kita jaga kebersamaan untuk saling melindungi satu sama lain,” bebernya.
Khofifah berharap masyarakat Jatim dapat menghadapi 2025 dengan semangat baru. “Semoga tahun baru ini membawa kedamaian, kesehatan, dan keberkahan bagi kita semua. Tetap jaga kesehatan, kewaspadaan, dan solidaritas di tengah tantangan cuaca,” katanya.(Michael Fredy Yacob)