UFO yang Beterbangan di Langit California

Rabu 15-01-2025,09:04 WIB
Reporter : Tofan Mahdi*
Editor : Yusuf Ridho

Karena itu, manusia patut untuk sadar bahwa mereka itu kecil (sangat kecil) dan selayaknya tunduk kepada Tuhan karena manusia sendiri sebagai bagian dari jagat raya juga hanyalah sebagai makhluk yang diciptakan. 

Tentu saja, juga banyak tertulis di dalam Al-Qur’an, kesadaran akan hakikat penciptaan bumi dan langit, manusia dan jin, akan mudah dipahami bagi manusia yang berakal/mau berpikir (ululalbab). 

Lantas, bagaimana seharusnya memahami fenomena UFO di langit New Jersey dan California tadi? Saya akan menjelaskannya dengan merujuk dari pendapat seorang ulama besar dari Rembang, KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha), yang sering saya dengarkan konten pengajian beliau melalui mdia sosial. 

Gus Baha menyampaikan, sebagai seorang muslim, kita bersyukur karena memiliki teladan Rasulullah SAW yang dianugerahi Allah dengan banyak keistimewaan dan teladan yang lekat dengan kehidupan sehari-hari. 

Ajaran untuk selalu mengingat dan beribadah kepada Allah, berbuat baik kepada kedua orang tua, baik kepada tetangga, bertutur kata yang lembut, memaafkan musuh, dan banyak sekali teladan lain yang lekat dalam kehidupan kita sehari-hari. 

Semua itu adalah mukjizat. Ada di dalam Al-Qur’an dan sering disampaikan juga oleh Rasulullah kepada istri dan para sahabat beliau. 

Sayang, manusia sering kali taken for granted (menyepelekan). 

Mereka menganggap kita bisa hidup, bangun pagi, bernapas, selamat dalam kegiatan sehari-hari, sehat, bisa berjalan dan berlari, bisa melihat keindahan alam, mendegar musik yang merdu, menghirup udara segar, bisa merasakan lapar dan kenyang, mata bisa berkedip, sampai jantung bisa berdetak adalah sesuatu yang pasti dan selalu bisa terjadi. 

Jarang manusia mau berpikir bagaimana jika tiba-tiba tidak ada oksigen? Bagaimana jika tiba-tiba pita suara kita putus dan tiba-tiba tidak bisa berbicara, bagaimana jika tiba-tiba rumah kita dilalap api, bagaimana jika tibia-tiba kampung kita disapu tsunami? 

Apakah kita masih akan hidup dan bisa berkegiatan seperti kita saat ini? Belum tentu. 

Tanpa menunggu ”keajaiban” yang kasatmata seperti melihat tongkat Nabi Musa membelah lautan, seharusnya kita menyadari bahwa kita hidup ini juga sebuah keajaiban. Gus Baha pernah memberikan suatu contoh, pernahkah kita merenungi bagaimana struktur di dalam tubuh anak semut yang lahir dan hidup di dalam batu yang berlumpur? 

Semut adalah makhluk yang sangat kecil, anak atau bayi semut pasti lebih kecil lagi. Tapi, bayi semut yang kecil

itu juga memilik tangan, kaki, mata, mungkin juga bulu mata, dan punya telinga. Anak semut juga memiliki perut dan di dalam perutnya juga memiliki sistem pencernaan. Apakah itu bukan sebuah keajaiban? 

Mampukah manusia dengan segala kehebatan akal pikiran dan teknologi yang supercanggih menciptakan bayi semut lengkap dengan sistem pernapasan dan pencernaan yang sempurna seperti tadi? 

Kita tidak pernah tahu benda apa itu sesungguhnya (UFO) yang beterbangan di New Jersey dan California. Jika benar kata Trump, ya sudah berarti itu drone canggih buatan Amerika Serikat yang sedang melaksanakan misi rahasia. 

Namun, jika kita tidak percaya, kita cukup yakini bahwa itu juga makhluk Tuhan selain manusia –bisa malaikat atau jin– yang mungkin sedang bertugas menjalankan misi ke bumi. 

Kategori :