Setiap episode berdurasi sejam. Ditayangkan di Channel 5 Inggris setiap Selasa, pukul 20.00 waktu setempat, sejak 1 April 2014, berakhir 27 September 2021. Cerita setiap episode diulas dan dianalisis di radio Times.
Itu film seri dokumenter. Setiap episode berupa kejadian nyata di Inggris. Perselisihan antartetangga. Mereka yang berkonflik diwawancarai (kedua pihak) pembuat cerita. Dibikin film atas persetujuan para pelaku konflik. Ada yang nama pelaku disamarkan, ada pula yang minta namanya disebutkan (nama asli pelaku).
Tujuan pembuatan film itu adalah mencari tahu, apa yang terjadi antara tetangga ketika perselisihan muncul. Bagaimana prosesnya, perselisihan sepele berkembang jadi amarah besar.
Perselisihan biasanya diceritakan sebagian besar dari sudut pandang tetangga yang melaporkan kepada produser film, tentang pengalaman awal mereka berkonflik dengan tetangga. Konflik meningkat sampai membesar. Diceritakan warga secara detail.
Pihak produser film sudah memberitahukan kepada pelapor cerita, bahwa produser akan melakukan konfirmasi kepada pihak lawan atau tetangga yang jadi sumber konflik. Pelapor harus mau. Produser mewawancarai kedua pihak berkonflik. Jika tidak mau, ya… tidak akan difilmkan. Dalam jurnalistik, itu disebut cover both side.
Setelah pelapor cerita ke produser, produser mendatangi rumah pihak lawan untuk wawancara topik yang dilaporkan. Tentu, versinya berbeda. Maka, produser akan bolak-balik antara kedua pihak untuk wawancara tentang hal-hal yang tidak logis. Konfrontasi, tanpa mempertemukan kedua pihak.
Setelah cerita masing-masing versi dianggap logis oleh produser, dilakukan rekonstruksi. Setiap pihak dipertemukan untuk melakukan adegan rekonstruksi. Di Indonesia rekonstruksi cuma dilakukan polisi untuk kasus kriminal.
Setelah adegan-adegan rekonstruksi dianggap logis, barulah kisahnya difilmkan. Bintangnya bisa para pelaku asli atau digantikan aktor-aktris.
Jadilah seperti hasil liputan jurnalistik. Kisah nyata yang difilmkan. Tujuannya mulia. Yakni, masyarakat mewaspadai topik-topik dalam film itu. Topik-topik sensitif yang berpotensi konflik. Dan, konflik bisa membesar, berubah jadi amarah besar. Bahkan, bisa menjadi pembunuhan.
Film itu sukses. Ditonton jutaan orang, tidak hanya di Inggris, tapi juga Eropa. Masyarakat berpendidikan tinggi suka cerita faktual, logis, analitis, meskipun dibumbui sedikit unsur hiburan yang tidak keluar konteks topik.
Dari jumlah episode, minimal ada 74 topik perselisihan hidup bertetangga. Bahkan, hampir 100 topik. Sebab, satu episode bisa menampilkan lebih dari satu topik.
Contoh: Sesi 1 episode 2. Di Woodford Green, London Timur Laut, di sebuah kompleks perumahan, ada orang merehabilitasi rumahnya. Direhab jadi sangat mewah. Dengan dinding tembok tinggi berkesan elegan.
Tapi, setelah pembangunan rehab jadi, malah menimbulkan masalah. Tetangga sebelahnya protes. Sebab, cahaya matahari yang sebelumnya menerangi halaman dan dinding kaca berubah jadi gelap saat pagi hingga siang. Matahari terhalang oleh dinding-dinding tinggi rumah tetangga yang mewah itu.
Contoh lain: Sesi 1 episode 4. Hidup keluarga De Roper di rumah mereka di Yeovil, Somerset, yang semula nyaman dan damai, dianggap berubah jadi berantakan setelah tetangganya, Peter Stoodley, memelihara 120 ayam.
Tentu, ratusan ayam itu berisik. Terlebih, baunya dianggap mengganggu. Sampai, De Roper lapor polisi, minta agar melarang tetangganya memelihara hewan.
Di kasus peternakan ayam Nanang di rumahnya, belum terungkap, apakah sudah ada di rumah lama yang dempet dengan rumah keluarga Sandy? Betapa pun, beternak ayam di perumahan tidak etis. (*)