HARIAN DISWAY – Cerita klasik tetap menjadi media yang ampuh oleh Belle Ballet School Surabaya untuk menyampaikan pesan yang efektif kepada khalayak. Seperti produksi besar tahunan tahun ini dengan memilih epos dongeng ternama berjudul Beauty and The Beast.
Mengusung hampir seluruh siswa Belle atau sekitar total 150-an pebalet cilik, remaja, hingga dewasa, pementasan di Ciputra Hall Surabaya itu membawa penonton tidak saja pada keelokan pementasan. Melainkan pada misi lain para pelakon pada Minggu, 16 November 2025, malam itu.
Sebagaimana pesan yang menguat dalam Beauty and The Beast, ratusan siswa terbaik Belle itu membeberkan bagaimana pada cinta yang tulus antara Belle dan Beast yang mampu menembus batas. Bahwa kebaikan tak akan terhalang oleh kenyataan pahit yang ada di depan mata.
Dipaparkan oleh Principal Belle Aprilia Ekasari, Beauty and The Beast tidak bicara tentang kisah cinta lawan jenis. Cerita ini sebenarnya mengandung makna bahwa cinta terutama kasih seyogianya diberikan tanpa melihat hal buruk yang melekat pada seseorang atau sesuatu. ”Ini tentang cinta tanpa batas,” terang Lia.
Pelajaran tentang hal tersebut memang sudah melekat dalam Beauty and The Beast. Terbukti bahwa Belle yang meski ditawan di istana Beast untuk menyelamatkan ayahnya, tetapi tersentuh dengan tindak tanduk dan melihat hati yang baik dalam diri Beast.
Untuk membuat pentas makin maksimal, Belle Ballet School bekerja sama dengan Dimar Dance Theatre, koreografer Essence, serta penari tamu dari Dansa untuk memperkuat kualitas artistik. --Istimewa
Padahal penampilan luar Beast sangatlah menyeramkan. Berwajah serigala, Beast hanyalah pria buruk rupa yang menakutkan. Tetapi Belle yang akhirnya menyatakan cintanya kepada Beast membuat kutukan itu terlepas dan Beast kembali menjadi pangeran yang tampan.
BACA JUGA: Kebiasaan Sehat Penari Balet yang Bisa Kamu Coba di Rumah!
Meski alur cerita sampai ending gampang tertebak, nyatanya pentas itu tetap mampu menyita perhatian ratusan penonton di gedung pertunjukan yang selalu diandalkan Belle untuk mementaskan karya tahunannya. ”Pementasan ini mengingatkan akan kekuatan cinta yang lebih universal,” katanya.
Untuk membuat pentas makin maksimal, Belle kali ini bekerja sama dengan Dimar Dance Theatre, koreografer Essence, serta penari tamu dari Dansa untuk memperkuat kualitas artistik. Kolaborasi dari beberapa pihak itu tentu saja makin membuat semangat pebalet Belle.
Pebalet belia mulai usia 4 tahun hingga usia 40-an diberikan kesempatan unjuk kemampuan masing-masing dalam pentas tiga babak utama yang merangkai keseluruhan cerita Beauty and The Beast”. Di antara itu, kolaborasi yang dilakukan sangat menyatu.
BACA JUGA: Latihan Balet Bisa Jadi Olahraga Ringan dengan Sentuhan Elegan, Simak Manfaatnya!
Pertunjukan dibuka dengan segmen kontemporer berdurasi 10 menit, memadukan balet, modern dance, dan tari kontemporer dalam satu pengalaman visual. ”Inilah yang membuat pementasan ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Kami mempersembahkan produksi kali ini dengan menghadirkan konsep yang lebih inklusif dan ambisius,” ujar Lia.
Pendekatan integratif tanpa pergantian grup tari terpisah menjadi identitas baru Belle yang menunjukkan komitmen mereka membuka ruang panggung bagi seluruh murid tanpa pengecualian. Dalam pementasan utuh berdurasi 90 menit, Beauty and The Beast berhasil menegaskan kembali pesan utama yang ingin dicapai.
Pementasan balet amal 2025 atau charity performance itu pun mencapai misinya. Yakni, menyerahkan seluruh hasil penjualan tiket kepada Yayasan Perkasih Bhakti Luhur Surabaya. ”Ciri ini selalu tak lepas dari pementasan tahunan kami. Belle menjadikan produksi berskala besar ini bukan hanya atraksi seni, tetapi juga wujud solidaritas terhadap anak-anak penyandang disabilitas,” tegas Lia. (*)