Motor yang dalam posisi wheelie membuat roda depan melambat lebih dari yang seharusnya. Saat roda depan menyentuh aspal, ban tampaknya terkunci secara tiba-tiba, menyebabkan Di Giannantonio terjatuh dan mengalami patah tulang selangka.
Meskipun masih bisa berdiri, tim medis menduga cederanya cukup serius. Ia segera dilarikan ke pusat medis sirkuit sebelum akhirnya dirujuk ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Langkah Cepat Menuju Operasi
Hasil pemindaian menunjukkan adanya patah tulang selangka. Tim VR46 Racing segera menghubungi Profesor Castagna, dokter asal Italia yang pernah menangani cedera Di Giannantonio pada akhir musim lalu.
“Patahnya tergolong rapi. Kami segera mengambil rontgen dan berkonsultasi dengan Profesor Castagna, yang pernah mengoperasinya pada November 2024,” ujar Uccio.
Di Giannantonio langsung diterbangkan ke Italia pada malam yang sama, dan dijadwalkan menjalani operasi antara Jumat hingga Minggu.
“Cedera ini tidak seburuk yang dialaminya tahun lalu saat tulang humerusnya keluar dari sendi. Patah tulang selangka lebih umum terjadi di dunia balap motor. Saya ingat Marco Bezzecchi mengalami cedera serupa dan bisa naik podium di Sprint Race Mandalika hanya lima hari setelah operasi. Jadi, kami tetap berpikir positif,” tambah Uccio.
Sementara menunggu perkembangan pemulihan Di Giannantonio, Franco Morbidelli kini harus memimpin pengembangan Ducati Desmosedici milik VR46 Racing seorang diri.
“Kami masih harus menunggu pemeriksaan dokter, tetapi Profesor Castagna mengatakan cedera ini tidak terlalu parah. Jika pemulihannya berjalan lancar, Fabio bisa kembali untuk Grand Prix di Buriram. Namun, ia mungkin belum bisa mengikuti tes di sirkuit tersebut,” ujar Uccio.
(Bagus Aji)