Arab-latin: Nawaitu shauma fi yaumi al-itsnain sunnatan lillahi ta’ala
Artinya: “Aku berniat puasa di hari Senin, sunnah karena Allah ta'ala.”
Puasa Kamis:
نَوَيْتُ صَوْمَ فِي يَوْمِ الخَمِيْسِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَىArab-latin: Nawaitu shauma fi yaumi al-khamis sunnatan lillahi ta’ala
Artinya: “Aku berniat puasa di hari Kamis, sunnah karena Allah ta'ala.”
2. Niat puasa Ayyamul Bidh
نَوَيْتُ صَوْمَ أَيَّامِ الْبِيْضِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَىArab-latin: Nawaitu shauma ayyamul bidhi sunnatan lillahi ta’ala
Artinya: “Aku berniat puasa Ayyamul Bidh, sunnah karena Allah ta'ala.”
3. Niat puasa Nisfu Sya’ban
نَوَيْتُ صَوْمَ نِصْفِ شَعْبَان سُنَّةً لِلهِ تَعَالَىArab-latin: Nawaitu shauma nishfi sya’ban sunnatan lillahi ta’ala
Artinya: “Aku berniat puasa Nisfu Sya'ban sunnah karena Allah ta'ala.”
Tata Cara Pelaksanaan Puasa Sunnah Sya’ban
Secara umum, tata cara pelaksanaan puasa sunnah itu sama seperti puasa wajib di bulan Ramadan. Hanya saja, pada pelaksaan puasa sunnah terdapat sedikit keringanan yang menjadikannya berbeda dengan pelaksanaan puasa Ramadan.
Perbedaannya terletak pada batasan waktu yang lebih panjang dalam melangsungkan niat puasa sunnah. Yaitu dari malam hari hingga siang hari sebelum tergelincirnya matahari di siang hari (waktu zuhur). Selain itu, tata cara pelaksanaan puasa bisa dikatakan sama sebagaimana umumnya.
Berikut tata cara pelaksanaan puasa sunnah Sya’ban: