SURABAYA, HARIAN DISWAY - Aula Maria di Gereja Katedral Hati Kudus Yesus disulap menjadi ruang pameran lukisan karya Uskup Agustinus Tri Budi Utomo, yang akrab disapa MoDik (Monsinyur Didik). Pameran tersebut bertajuk Bishop’s Love Affair, berlangsung hingga 23 Maret 2025.
Sanjaya, Wakil Ketua Pelaksana pameran, memandu pengunjung yang hadir pada 2 Maret. Ia menjelaskan bagaimana setiap karya memiliki cerita tersendiri. Salah satunya lukisan berjudul Paus Fransiskus dan Imam Besar Masjid Al-Azhar Ahmed El-Tayeb.
"Lukisan ini dibuat saat Paus Fransiskus berkunjung ke Indonesia. Monsinyur Didik diminta untuk mendampingi beliau. Itulah momen yang melatarbelakangi lahirnya karya ini," jelas Sanjaya.
Dalam lukisan tersebut, Paus Fransiskus dan Ahmed El-Tayeb tampak berpelukan. Menunjukkan hubungan yang erat bagi pemeluk dua agama berbeda.
Sanjaya menuturkan bahwa lukisan itu menunjukkan bagaimana kasih dapat menyatukan perbedaan. "Pada momen itu, Paus dan Imam Besar Al-Azhar berdiskusi tentang kesamaan di antara mereka. Itulah yang membuat keduanya akrab," ungkapnya.
Aris Utama (kiri) perancang pameran Bishop's Love Affair di Gereja Katedral Surabaya. -Ananda Tiyas-HARIAN DISWAY
"Uniknya, lukisan ini hanya membutuhkan waktu tiga jam untuk diselesaikan," tambahnya. Lukisan yang dipajang di tengah Aula Maria itu menggambarkan kekaguman Monsinyur Didik terhadap Paus Fransiskus, yang memilih membangun jembatan di atas perbedaan.
BACA JUGA:Profil Uskup Baru Surabaya RD Agustinus Tri Budi Utomo, Ternyata Aktif di Dunia Pendidikan!
Itulah pesan utama yang ingin disampaikan. Bahwa kasih persaudaraan melampaui segala perbedaan.
Di sudut lain, Sanjaya menunjukkan sebuah potret perempuan yang diberi judul Wajah Wanita. Lukisan itu terinspirasi dari pengalaman Monsinyur Didik saat mendengar pengakuan dosa seorang perempuan bernama Maria. Dalam pengakuan itu, Maria dengan suara lirih mengungkapkan kegundahannya.
"Saat itu, Monsinyur Didik sangat terkesan dengan kisahnya. Meskipun gagal menjadi biarawati, Maria tetap bertekad menjalani hidup kudus," kata Sanjaya.
BACA JUGA:Romo Eko Lega, Uskup Baru Surabaya, Mgr Agustinus Tri Budi Utomo, Segera Gantikan Perannya!
Alih-alih menyerah, perempuan itu justru ingin membangun biara agar penginjilan terus berjalan. Lukisan tersebut menyampaikan pesan bahwa pengabdian kepada Tuhan tidak harus melalui status religius tertentu. Melainkan dari sejauh mana seseorang berdampak bagi sesama.
Setiap lukisan dalam pameran itu bukan sekadar sapuan kuas. Melainkan memiliki kisah mendalam. Begitu pula dengan perjalanan panjang yang ditempuh Art Director Bishop’s Love Affair Aris Utama, dalam merancang pameran itu.
Awalnya, acara itu direncanakan sebagai perayaan pentahbisan Monsinyur Didik. "Namun, karena keterbatasan waktu, saya mengubah konsepnya. Pameran ini awalnya akan digelar di Aula Widya Mandala, UKWMS," ujar Aris.