Timnas Italia Ejek Liverpool Gara-Gara Aksi Gianluigi Donnarumma, Mirip Peristiwa Ini

Rabu 12-03-2025,07:48 WIB
Reporter : Retna Christa
Editor : Retna Christa

Atau, "Ada hal-hal di dunia ini yang tak pernah berubah," merujuk pada kekalahan tim asal Inggris di tangan Donnarumma.

Gianluigi Donnarumma, kiper kelahiran 25 Februari 1999 itu adalah produk akademi AC Milan. Ia debut di tim utama Milan pada 2015, ketika usianya masih 16 tahun.

BACA JUGA:PSG vs LOSC Lille 4-1: Les Parisiens Kembali Bantai Lawan, Unggul 12 Poin di Klasemen

BACA JUGA:Hasil Drawing 16 Besar Liga Champions: Big Match Real Madrid vs ATM, Liverpool vs PSG

Dan setahun kemudian, ia sudah membela timnas Italia. Saat itu, ia digadang-gadang sebagai penerus legasi Gianluigi yang level legendaris sudah di awang-awang. Yakni Gianluigi Buffon.

Dengan asumsi tersebut, PSG merekrutnya pada 2021, dua musim setelah Gianluigi Buffon meninggalkan PSG. Prestasi terbaiknya adalah mengantar PSG menembus semifinal musim lalu. Sayang, mereka kalah oleh Borussia Dortmund.

Nah, musim ini, Donnarumma berpotensi membawa PSG kembali terbang tinggi. Mereka mengalahkan Liverpool yang begitu perkasa di Fase Liga. Tak terkalahkan dalam tujuh pertandingan.

Di 8 Besar, lawan mereka "hanya" antara Club Brugge atau Aston Villa. Dua tim yang sama-sama tidak punya tradisi Liga Champions. Kans PSG melaju ke semifinal jauh lebih besar.

BACA JUGA:PSG vs Brest 7-0: Les Parisiens Mode Kejam

BACA JUGA:PSG Tetap Waspadai Brest Meski Punya Agregat 3-0 di Play-off Liga Champions


Timnas Italia ejek Liverpool gara-gara aksi Gianluigi Donnarumma, mirip final Euro 2020. Foto: Donnarumma gagalkan eksekusi penalti Curtis Jones.-Oli Scarff-AFP

"Ini pertandingan yang sangat sulit. Menurutku Liverpool adalah tim yang sangat bagus. Sangat sulit bagi kami untuk menguasai bola," tutur Luis Enrique, pelatih PSG, seperti dikutip Guardian.

"Tetapi dengan mentalitas dan kepribadian, terutama dari Gigio (Gianluigi Donarumma, yang menyelamatkan dua penalti, kami berhasil memenangkan pertandingan. Kami perlu beristirahat, memulihkan diri, dan melanjutkan pesta," kata manajer asal Spanyol itu.

Luis Enrique menyebut bahwa PSG maupun Liverpool sama-sama pantas lolos ke 8 Besar. Sebab, PSG bermain lebih baik di Paris, dan Liverpool bermain lebih baik di Anfield. Penentu laga itu adalah mental.

"Liga Champions tidak ada hubungannya dengan konsistensi," kata Enriqu. "Anda harus hebat di saat-saat tertentu. Kami banyak menderita. Mereka banyak menderita. Pada akhirnya, sepak bola akan mengambil sesuatu tetapi kemudian memberi Anda sesuatu," pungkasnya. (*)

Kategori :