BACA JUGA:5 Film dan Series yang Diadaptasi dari Video Games selain The Last of Us
5. 28 Years Later (20 Juni 2025)
Poster official film 28 Years Later--imdb.com
Setelah sukses dengan 28 Days Later (2002) dan 28 Weeks Later (2007), sekuel terbaru waralaba 28 Days hadir dengan judul 28 Years Later. Film ini membawa penonton kembali ke dunia yang telah porak-poranda oleh wabah virus Rage.
Virus itu membuat manusia menjadi makhluk brutal yang haus darah mirip zombi, tapi lebih cepat dan lebih pemarah. Danny Boyle, penggagas dua film sebelumnya, kembali jadi sutradara. Ia menggandeng Ralph Fiennes, Jodie Comer, dan Aaron Taylor-Johnson sebagai bintangnya.
28 Years Later mengambil latar waktu hampir tiga dekade setelah kejadian awal. Dunia sudah berubah, tapi ancaman virus masih belum benar-benar hilang. Beberapa karakter baru muncul, mencoba bertahan hidup dalam tatanan baru yang jauh dari kata aman.
Walau belum banyak detail plot yang diungkap, trailer-nya saja sudah cukup bikin bulu kuduk merinding. Yang bikin 28 Years Later menarik adalah mempunyai cerita yang selalu lebih gelap dan realistis dibanding film zombie biasa.
BACA JUGA:Sinopsis Film Fear Street: Prom Queen, Malam Prom Berdarah Menghantui Netflix Mulai 23 Mei 2023
BACA JUGA:Second Lead Syndrome, Alasan Seseorang selalu Jatuh Hati ke Tokoh Cadangan dalam Film
Ini bukan cuma soal bertahan hidup dari serangan makhluk buas, tapi juga tentang manusia yang saling berkhianat demi keselamatan sendiri. Elemen emosional dan sosial tetap jadi kekuatan utama film ini.
6. Eye for an Eye (20 Juni 2025)
Poster official film Eye for an Eye--imdb.com
Film ini mungkin tidak terlalu ramai dibicarakan seperti judul horor lainnya. Tapi Eye for an Eye menyuguhkan teror psikologis yang intens dan mengusik pikiran.
Berkisah tentang Anna, seorang wanita muda yang pindah ke Florida setelah kedua orang tuanya meninggal. Dia mencoba menjalani hidup baru, tapi ternyata masa lalunya ikut terbawa.
Di kota kecil tempat ia tinggal, Anna mengalami gangguan yang tak masuk akal. Semuanya dimulai dari mimpi buruk. Lalu berlanjut ke munculnya suara-suara aneh, hingga kejadian supranatural yang mengarah ke trauma masa lalunya.
Perlahan-lahan, terungkap bahwa apa yang dialami Anna bisa jadi bukan cuma halusinasi, tapi memang ada sesuatu (atau seseorang) yang mengawasinya.
Eye for an Eye bermain di ranah horor psikologis. Dari rasa tidak nyaman Anna, ketegangan dibangun. Penonton diajak masuk ke kepala Anna, mempertanyakan mana yang nyata dan mana yang ilusi.
BACA JUGA:Rekomendasi Film dengan Visual Dreamy Memanjakan Mata