HARIAN DISWAY - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, mempertanyakan ketidakhadiran Gubernur Jakarta, Pramono Anung, dalam acara International Conference on Infrastructure (ICI) 2025. Acara ini berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, pada Kamis, 12 Juni 2025.
Prabowo melontarkan pertanyaan ini secara terbuka saat menyampaikan pidatonya dalam sesi penutupan konferensi tersebut. Awalnya, Prabowo sedang membahas proyek strategis nasional, yaitu pembangunan Giant Sea Wall atau tanggul laut raksasa.
Proyek ini akan membentang di sepanjang pesisir utara Pulau Jawa. Ketika sedang menjelaskan pentingnya megaproyek tersebut, Prabowo tiba-tiba mencari keberadaan Gubernur Jakarta di antara barisan kepala daerah.
BACA JUGA:Enam Orang Ilmuan Nuklir Iran Terbunuh dalam Serangan Israel, Khomeini Bersumpah Akan Membalas
"Di sini Gubernur DKI hadir tidak? Enggak hadir, waduh ini coba diselidiki kenapa tidak hadir," ujar Prabowo.
Pernyataan ini memicu tawa dari peserta konferensi. Meski disampaikan dalam suasana santai, pernyataan tersebut menunjukkan ketegasan Presiden mengenai pentingnya kehadiran kepala daerah dalam proyek strategis.
Ia juga mengungkapkan bahwa beberapa hari sebelum konferensi, dirinya telah bertemu dengan Pramono Anung dan menanyakan respon Pemerintah Provinsi terhadap proyek tersebut.
BACA JUGA:PBNU Bantah Keras Tudingan Terima Dana dari PT Gag Nikel Raja Ampat
"Tapi saya sudah ketemu. Saya sudah ketemu beberapa hari yang lalu dan saya sudah kirim utusan tanya, Gubernur DKI dukung proyek ini atau tidak? Saya dapat jawaban dukung, alhamdulillah," ujar Prabowo.
Urunan Pempus dan Pemprov DKI untuk Bangun Tanggul Laut
Presiden juga menyinggung peran penting Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mendukung proyek ini, termasuk dari sisi pendanaan. Ia menekankan bahwa kerja sama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah sangat dibutuhkan.
"Karena APBD DKI sangat besar. Jadi saya bilang DKI harus urunan. Pemerintah pusat urunan. Jadi kalau 8 miliar dolar Amerika Serikat katakanlah untuk 8 tahun, berarti 1 miliar dolar per tahun," jelasnya.
BACA JUGA:Dewan Pers Gelar UKW di Surabaya, 36 Wartawan Ikuti Uji Kompetensi
Menurut Prabowo, proyek tanggul laut raksasa merupakan salah satu infrastruktur vital yang sudah dirancang sejak lama. Ia menyebut bahwa rencana pembangunan ini telah masuk dalam perencanaan Bappenas sejak tahun 1995. Artinya, proyek tersebut telah tertunda selama hampir 30 tahun.
Tanggul laut di Muara Baru, Jakarta Utara. Pemerintah menyiapkan proyek perpanjangan tahap ke -7 hingga ke Ancol dan Cilincing-Kementerian PU-
"Proyek ini sangat vital. Proyek ini berada dalam perencanaan Bappenas sejak tahun 1995. Bayangkan. Sejak tahun 95. 30 years ago kalau tidak salah ya," ujar Prabowo.